KABAREKONOMI.ID, BATAM – Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), perkernbangan Indeks Harga Konsumen (HK) gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau mengalami inflasi sebesar 0,33% (mtm).
Dimana secara tahun kalender, inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar 1,54% (ytd). Secara spasial, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,37% (mtm) dan 0,07% (mtm).
“Dengan demikian, secara tahunan, gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauarn Riau mencatatkan inflasi sebesar 2,46% (yoy) atau masih terkendali berada dalam kisaran target inflasi nasional 3,0+1%,” jelas Wakil Ketua TPID Provinsi Kepri Suryono.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, tambahnya, inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau
terutama didorong oleh kelompok transportasi.
Komoditas utama penyumbang inflasi tersebut yakni tarif angkutan udara yang meningkat sejalan dengan kenaikan permintaan dan bensin seiring dengan penyesuaian harga BBM non subsidi. Selain itu, kenaikan harga juga terjadi pada kelompok makanan minuman dan tembakau seperti harga beras, daging ayam ras, dan cabai rawit, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yaitu harga emas perhiasan.
Sementara itu, komoditas telur ayam ras, bayam, wortel, minyak goreng dan kentang merncatatkan penurunan harga.
“Inflasi yang terkendali tersebut merupakan hasil dari konsistensi, inovasi, dan sinergi dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di level provinsi maupun kabupaten dan kota se-Kepulauan Riau dalam melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” jelasnya.
Dan pada bulan Oktober 2023, TPID telah melaksanakan kegiatan pasar murah di 3 Kabupaten/Kota, disertai dengan koordinasi melalui High Level Meeting (HLM) TPID.
Serta sinergi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk memastikan kelancaran distribusi barang, kecukupan ketersediaan pasokan, dan kewajaran harga pangan.
Selain itu, kegiatan serah terima cold storage komoditas cabai dari Bapanas ke Provinsi Kepulauan Riau telah dilakukan dan siap dioperasikan dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan cabai.
Ke depan, TPID akan terus mengantisipasi tekanan inflasi yang meningkat dengan memperkuat GNPIP. Dalam menjaga keterjangkauan harga, TPID berencana untuk menyelenggarakan kegiatan pasar murah di berbagai daerah.
Untuk mengamankan ketersediaan pasokan, TPID berupaya mendorong dan mengoptimalkan program tanam pekarangan, meningkatkan produksi ikan budidaya air tawar dan air laut, serta pemenuhan pakan ternak dengan harga lebih terjangkau.
“Untuk menjamin kelancaran distribusi, TPID akan terus berkoordinasi untuk memperlancar distribusi pasokan agar stok pangan tersedia dalam jurnlah yang cukup. Dari sisi teknologi, penguatan digitalisasi data informasi pangan akan terus dioptimalkan melalui koordinasi perancangan dashboard pemantauan data inflasi terintegrasi,” tegasnya. (****)