Home » 10 Raksasa Migas Pengelola Aset Negara Ratusan Triliun

10 Raksasa Migas Pengelola Aset Negara Ratusan Triliun

by Tia

KABAREKONOMI.ID, Batam Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan mencatat harta aset hulu minyak dan gas bumi (migas) milik negara tembus Rp 577,71 triliun.

Harta yang mendominasi berasal dari Harta Benda Modal (HBM) sebesar 517,78 triliun. Diikuti oleh aset tanah sebesar Rp 32,61 triliun, kemudian Material Persediaan (MP) sebesar 27,18 triliun.

Direktur Pengelolaan Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Purnama T. Sianturi memaparkan setidaknya ada 10 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) atau produsen migas di Tanah Air yang mengelola Barang Milik Negara (BMN) berupa aset hulu migas terbesar.

Hingga 31 Desember 2021, produsen migas yang mengelola aset BMN terbesar yakni PT Pertamina Hulu Mahakam, lalu diikuti oleh PT Pertamina Hulu Rokan, dan yang menempati posisi ketiga adalah Mobil Cepu Ltd.

“Artinya yang 10 ini adalah yang tertinggi, ada ratusan lagi yang mempunyai Barang Milik Negara. Tapi kami tentu tidak membuat secara rinci di sini,” tuturnya saat ‘Bincang Pengelolaan Aset Hulu Migas’ akhir pekan lalu.

Baca: Gokil, Aset Migas Punya RI Tembus Rp 577 Triliun!

Lantas, siapa sajakah 10 produsen migas dengan jumlah pengelolaan aset BMN terbesar? Berikut daftarnya:

1. PT Pertamina Hulu Mahakam sebesar Rp 62 triliun.

2. PT Pertamina Hulu Rokan sebesar Rp 59,64 triliun.

3. Mobil Cepu Ltd sebesar Rp 47,74 triliun.

4. ConocoPhillips lnd. lnc. Ltd sebesar Rp 42,13 triliun.

5. PT Pertamina EP sebesar Rp 41,09 triliun.

6. Eni Muara Bakau B.V. sebesar Rp 38,18 triliun.

7. Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd sebesar Rp 23,53 triliun.

8. ConocoPhillips (Grissik) Ltd sebesar Ro 22,97 triliun.

9. BP Tangguh LNG sebesar Rp 21,81 triliun.

10. Eni Rast Sepinggan Ltd sebesar Rp 17,48 triliun.


Purnama menyebutkan aset BMN ini dikelola oleh 233 produsen migas yang masih berproduksi atau dalam tahap eksploitasi atau sebanyak 57%. Kemudian, 23% atau kontrak migas yang telah diterminasi sebanyak 92 produsen. Lalu, 17% dikelola oleh produsen migas yang masih dalam tahap eksplorasi atau sebanyak 67 KKKS. Terakhir, terdapat 3% atau 14 kontraktor kontrak kerja sama yang dalam proses terminasi.

Dia pun memaparkan perkembangan nilai aset hulu migas milik negara yang meningkat selama lima tahun terakhir. Pada 2017 DJKN mencatat BMN Hulu Migas sebesar Rp 489 triliun, kemudian naik menjadi Rp 491 triliun pada 2018.

Aset semakin meningkat pada 2019 menjadi sebesar Rp 497 triliun dan kembali melonjak pada 2020 menjadi sebesar Rp 526 triliun. Sampai data terakhir pada tahun 2021 mencapai Rp 577 triliun.