Foto: detik.com
Jakarta, CNBC Indonesia – Jatuhnya pasar keuangan global akibat isu resesi tak serta merta membuat pasar saham Tanah Air ikut anjlok.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) malah mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun ini. Secara year to date, IHSG masih memberikan return 7,86%.
Kinerja tersebut mampu membawa IHSG keluar sebagai jawara pasar saham terbaik di kawasan Asia Pasifik dan menduduki peringkat ke-5 dunia.
Ketika negara-negara besar seperti AS, Eropa, Inggris dan China harus diterpa isu resesi. Outlook atau prospek ekonomi Indonesia masih cerah untuk tahun 2023.
Banyak pihak yang menilai Indonesia lebih kuat dalam menghadapi krisis saat ini. Berbagai lembaga keuangan global juga masih memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia tetap bisa 5% di tahun depan.
Bahkan survei Bloomberg menyebutkan bahwa peluang terjadinya resesi di Indonesia sangat kecil yaitu hanya 3%.
Hal ini berbanding terbalik dengan beberapa negara Asia lainnya, sebut saja seperti Sri Lanka yang diperkirakan mengalami resesi dengan peluang mencapai 85%.
Selain Sri Lanka, negara seperti Korea Selatan dan Jepang juga diperkirakan memiliki peluang jatuh ke dalam jurang resesi sebesar 25%.
Kemudian China, Hong Kong dan Taiwan juga diproyeksi memiliki peluang resesi sebesar 20%. Di kawasan Asia Tenggara, peluang resesi Indonesia juga terbilang paling rendah.
Untuk diketahui, survei Bloomberg menyebutkan negara tetangga RI seperti Malaysia dan Vietnam memiliki probabilitas resesi sebesar 10%.
Negara | Kemungkinan Resesi |
Sri Lanka | 85% |
Selandia Baru | 33% |
Korea Selatan | 25% |
Jepang | 25% |
China | 20% |
Hong Kong | 20% |
Australia | 20% |
Taiwan | 20% |
Pakistan | 13% |
Malaysia | 10% |
Vietnam | 10% |
Thailand | 8% |
Filipina | 3% |
Indonesia | 3% |
India | 0% |
Jika dibandingkan dengan Thailand dengan probabilitas resesi mencapai 8%, kondisi Indonesia masih lebih baik.
Ini juga bisa menjadi salah satu katalis mengapa kinerja indeks saham domestik sukses selamat dari gempuran koreksi dan saham-saham Indonesia menjadi buruan investor asing hingga ada inflow jumbo senilai Rp 64 triliun sepanjang 2022.