KABAREKONOMI.ID, Batam – Kontribusi sektor industri maritim khususnya galangan kapal, diketahui memberikan nilai tambah dalam pertumbuhan ekonomi nasional maupun Provinsi Kepulauan Riau khususnya Kota Batam.
Mengingat, Industri galangan kapal setiap tahunnya selalu bertumbuh dan berkembang secara signifikan. Hal ini dipicu dari iklim investasi yang aman dan nyaman sehingga mampu menarik investor dari berbagai negara dan sektor untuk beroperasi di Kota Batam.
Walhasil Industri galangan kapal masuk dalam salah satu industri padat modal yang memiliki nilai yang sangat strategis dan berprospek cerah di masa depan.
Hal tersebut diungkapkan Osman Hasyim Ketua Aliansi Maritim Indonesia, saat ditemui awak media pada Kamis (16/11/2022) sore.
Pria yang juga pernah menjabat sebagai Ketua National Shipowner Association (INSA) Kota Batam ini juga menuturkan bahwa kemajuan ini tak lepas dari adanya ‘campur tangan dingin’ dari Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam HM Rudi yang melakukan berbagai cara, sehingga memudahkan pengusaha di sektor galangan kapal bisa bekerja dan berkreasi maksimal.
“Di tangan Pak Rudi, BP Batam sudah mulai menunjukkan berbagai perubahan yang sangat luar biasa, khususnya sektor industri galangan kapal. Dan terus terang hal ini membuat kami senang, terutama pasca-terjadinya perubahan Peraturan Kepala BP Batam (Perka,red),” terang Osman.
Dan setelah adanya perubahan Perka ini, tambahnya, dalam waktu dua bulan telah menunjukkan peningkatan secara signifikan.
Dimana pada April 2021 dan April 2022 tercatat adanya peningkatan hingga 498 persen. Dengan aktivitas ship to ship (sts) sejak Januari hingga September 2022 terjadi kenaikkan hingga 767 persen.
“Dengan adanya peningkatan ini, secara tidak langsung menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan di industri galangan kapal. Artinya, Industri ini mampu menyediakan lapangan kerja cukup besar bagi masyarakat di Kota Batam. Dan masuk dalam kategori padat modal dan padat karya,” tegasnya.
Jadi pemerintah melalui kebijakannya yang progresif dan pro industri diharapkan bisa terus mendukung kemajuan industri ini. Dan ini juga menjadi tolak ukur kemajuan Indonesia di bidang maritim. Dimana Batam merupakan satu wilayah yang sangat strategis di seluruh dunia.
“Kalau negara-negara lain hanya memiliki letak strategis dari satu jalur saja, sementara Batam dari Utara ke Selatan dari timur ke barat. Untuk itu, tren positif ini harus kita jaga dengan baik. Mengingat, Industri Galangan Kapal (maritim) masih menjadi salah satu sektor penunjang pertumbuhan ekonomi yang paling ampuh dan ‘gesit’ ,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, kinerja operasional pelabuhan Batu Ampar sepanjang Januari hingga Oktober 2022, diketahui ada 56.573 aktivitas kapal atau call, 480.513 aktivitas peti kemas, 6.822.401 aktivitas non peti kemas dan 2.524.846 penumpang domestik serta 1.570.823 penumpang internasional. (ilm)