bahar
KABAREKONOMI.ID, Batam – Rencana konversi Bank Riau Kepri dari konvensional ke Syahriah ternyata mendapatkan restu dari 21 pemegang saham yang sebelumnya dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Andi Buchari disela-sela jumpa pers dengan awak media dalam Media Gathering PT Bank Riau Kepri bersama insan Media di Batam di Golden Prawn Batam, Sabtu (11/6/2022) pagi.
“Setidaknya ada tiga hal yang mendasari rencana konversi Bank Riau Kepri (BRK,red). Para pemegang saham menyebutkan, banyak potensi yang bisa dikembangkan dalam bisnis jika BRK dalam bentuk Syriah. Selain itu, akar budaya melayu yang sangat kental menjadi tolak ukur rencana konversi tersebut. Serta adanya amanat perundang-undangan,” terang Andi.
Andi pun menyebutkan, BRK saat ini menyepakati prinsip dan semangat 3K dalam operasionalnya. Yakni Konversi, Kinerja, dan Kultur.
“Dengan semangat 3K inilah yang menjadi dasar kami dalam melaksanakan berbagai kegiatan dan program ke depan di Bank Riau Kepri. Di sisi Kinerja, Bank Riau Kepri saat ini menjadi perusahaan daerah yang memberikan pajak terbesar bagi Pemerintah Provinsi Riau,” tegasnya.
Lalu untuk sisi Kultur, perusahaan kini terus membangun dan menjalankan budaya kerja positif, salah satunya integritas.
Hingga kini, tambah Andi, proses konversi BRK menuju syariah tengah menuju Kemenkumham. Dimana saat ini masih digodok ditingkat internal. Setelah dari Kemenkumham, proses selanjutnya ke otoritas Jasa Keuangan (OJK) kemudian ke Bank Indonesia terkait pembayaran.
“Tanggal sudah ada sebenarnya untuk launching ke Syariah, namun kita masih menunggu. Yang jelas bulan Juni ini. Bisa jadi akhir bulan Juni ini,” terangnya sambil tersenyum.
Sebagaimana diketahui, Bank Riau Kepri memiliki 21 pemegang saham yang terdiri dari 2 Pemerintah Provinsi, 4 Pemerintah Kota, dan 14 Pemerintah Kabupaten. (ilh)