Survei Survia: Pemimpin Ideal di Masa Depan Jadi Dambaan Masyarakat
KABAREKONOMI.ID, JAKARTA – Pesta lima tahunan yang biasanya disebut Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam meningkatkan kualitas demokrasi sekaligus mengukur partisipasi pemilihnya.
Untuk itu, survia.id yang merupakan sebuah startup yang bergerak di bidang jasa survei melakukan penelitian independen guna menelaah permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat, solusi sesuai presepsi masyarakat hingga pandangan masyarakat terhadap pemimpin yang ideal di tingkat kabupaten dan Kota hingga nasional.
Syaiful, Founder survia.id dalam pemaparannya menegaskan bahwa penelitian yang dilakukan ditujukan kepada 1.000 responden yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan jangka waktu pengisian survei terhitung 12-27 Mei 2023.
“Dari hasil penelitian yang dilakukan survia.id banyak ditemukan beragam hal yang dikeluhkan oleh masyarakat terkait Karakterisk Pemimpin yang Ideal dan Pengaruh Partai Politik,” tegas Syaiful.
Bahkan berdasarkan catatannya, lebih 50 persen dari total respon mengaku puas dengan kinerja pemimpin negara (Presiden,red). Khususnya dalam mengatasi berbagai persoalan yang ada.
Meski demikian, masyarakat tetap berharap agar presiden melakukan koordinasi dan pengawasan akan kinerja dari pegawai pemerintahannya, sehingga permasalahan utama yang dihadapi oleh masyarakat dapat segera teratasi.
“Dalam presentase, angka kepuasan terhadap pemimpin negara mencapai 64 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan angka kepuasan terhadap Kepala Daerah tingkat Provinsi (Gubernur,red) dengan jumlah mencapai 42 persen, maupun Wali Kota dan Bupati di angka 36 persen,” tegas Syaiful lagi.
Dari sisi pemimpin yang ideal, tambahnya, masyarakat berharap para pemimpin memiliki sifat jujur (17,24%) dan amanah (17,19%) yang didambakan masyarakat. Kemudian disusul dengan sifat cerdas (15,25%), berwawasan luas (14,97%) hingga tegas (14,97%).
Sementara itu, ‘Merakyat’ menempati urutan tertinggi dalam sebuah citra, peran dan kepuasan mereka terhadap partai politik (parpol). Dalam kata lain, citra ‘Merakyat’ adalah citra yang paling disukai oleh responden.
“Responden memberikan presentase 84 untuk citra parpol yang paling banyak difavoritkan di level nasional, yaitu citra merakyat. Disusul dengan citra nasionalis dengan presentase 60 dan citra pancasilais dengan presentase 52. Bila ditengok di tiap regionnya juga terdapat temuan bahwa citra nasionalis merupakan salah satu citra favorit di region Jawa, sedangkan Sumatera lebih menyukai citra Agamis,” terangnya.
Ia juga menambahkan hasil temuan dari sisi peran partai politik menurut 1000 responden yang disurvei.
“Berbicara mengenai peran partai politik, masyarakat mempersepsikan partai politik berpengaruh paling tinggi pada kemajuan di level nasional (50%), dibandingkan provinsi yang hanya berperan (45%) maupun kota/kabupaten (42%). Namun, sekitar 3⁄4 responden cenderung belum merasa puas dengan kinerja partai politik saat ini. Sebagian besar dari mereka menilai bahwa partai politik belum menunjukan hasil kerja (50%) dan bersifat oligarki (29%),” tutupnya.(***)