KABAREKONOMI.ID, RIAU – Bank Pembangunan Daerah (BPD) Riau Kepri membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp180,6 miliar pada paruh pertama 2022.
Laba tersebut turun 11,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp204,33 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi Senin (8/8/2022), penurunan laba tersebut berasal dari beban bunga yang merangkak naik, yakni sebesar 48,4 persen yoy.
Bank Riau Kepri harus menanggung beban bunga sebesar Rp703,62 miliar, dari sebelumnya tercatat Rp474,11 miliar.
Pada periode yang sama, pendapatan bunga perseroan mengalami kenaikan sebesar 30,6 persen yoy, dari Rp1,07 triliun menjadi Rp1,4 triliun pada akhir Juni 2022.
Dengan demikian, pendapatan bunga bersih Bank Riau Kepri tumbuh 16,6 persen yoy, dari sebelumnya Rp605,44 miliar, menjadi Rp706,06 miliar.
Selain laba, penyaluran kredit Bank Riau Kepri juga mengalami penurunan sebesar 17 persen yoy. Kredit yang diberikan perseroan turun dari semula tercatat Rp15,19 triliun menjadi Rp12,63 triliun.
Kendati demikian, pembiayaan syariah Bank Riau Kepri terpantau melonjak 84 persen yoy, dari Rp3,63 triliun menjadi Rp6,68 triliun.
Dari sana, total aset yang dimiliki Bank Riau Kepri tumbuh 5 persen yoy, dari Rp30,07 triliun menjadi Rp31,44 triliun. Lebih lanjut, BPD yang dinahkodai Andi Buchari ini juga berhasil menghimpun dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp27,42 triliun di semester I/2022.
DPK tersebut tumbuh 6,5 persen yoy yang semula Rp25,74 triliun. Adapun, pertumbuhan DPK Bank Riau Kepri berasal dari dana murah (current account saving account/CASA) berupa giro dan tabungan yang naik 13,6 persen yoy, dari Rp12,25 triliun menjadi Rp13,91 triliun.
Berdasarkan kondisi permodalan, hingga Juni 2022, Bank Riau Kepri mencatatkan modal inti (tier 1) senilai Rp3,04 triliun.
Tier 1 yang dimiliki perseroan turun 2,1 persen yoy dari sebelumnya tercatat Rp3,11 triliun. Lalu dari sisi rasio keuangan, rasio kredit macet atau nonperforming loan (NPL) Bank Riau Kepri tercatat berada di level 2,81 persen (gross) dan 0,92 persen (net).
Sedangkan, loan to deposit ratio (LDR) berada di level 70,45 persen, turun dari sebelumnya 73,13 persen. Kemudian, untuk rasio net interest margin (NIM) dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) masing-masing tercatat sebesar 4,85 persen dan 82,61 persen pada posisi Juni 2022.
Sedangkan untuk rasio return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing berada di level 1,53 persen dan 11,54 persen. (ilm)