KABAREKONOMI.ID, Batam – Bank Riau Kepri (BRK,red) menargetkan pertumbuhan sekitar 7,5 persen untuk pembiayaan pada 2022. Target ini, diakui Direktur Utama PT Bank Riau Kepri, Andi Buchari tidak akan banyak berubah meski konversi menjadi syariah dilakukan.
“Untuk perubahan target keuangan tidak banyak hanya perubahan pada skema saja, target pembiayaan hingga akhir 2022 sekitar Rp 25-26 triliun, atau tumbuh sekitar 7,5 persen di RBB kita,” katanya.
Andi mengatakan, Unit Usaha Syariah (UUS) BRK sendiri sudah berkontribusi signifikan. Dari sisi aset, pangsanya sudah mencapai 27 persen dari induk, yakni sekitar Rp 9,2 triliun.
Pertumbuhan laba sebesar 135 persen pada 2021 (yoy). Laba tersebut berkontribusi sekitar 40 persen pada laba perusahaan.
“Artinya sudah sangat layak kita berpindah jadi syariah, ini jadi verifikasi dari masyarakat yang mendukung mereka bondong-bondong gunakan layanan syariah,” katanya.
Setelah konversi, pembiayaan BRK Syariah akan ditopang oleh skema akad jual beli atau murabahah.
Menurutnya, potensi tersebut turut menjanjikan di Riau dan Kepri, khususnya Batam. Mengingat, Batam menjadi area pertumbuhan baik dari sisi infrastruktur maupun properti, perumahan.
Untuk itu, pihaknya menargetkan sektor perikanan, kelautan dan maritim serta perdagangan dan jasa menjadi ‘incarannya di wilayah Provinsi Kepri.
“Selain itu, di sektor infrastruktur pembangunan daerah BRK akan ikut ambil bagian. Sehingga nantinya bisa memberikan fasilitas pinjaman daerah. Bersama sektor property dan perumahan,” terangnya.
Selain itu, tambah Andi, pihaknya juga melirik jasa labu jangkar yang diterapkan di perairan Kepri. “Kami (BRK,red) juga melirik jasa labuh jangkar ini. Bahkan kami sudah beberapa mencoba untuk bisa terlibat dalam sektor ini,” tegasnya. (*/ilh)