KABAREKONOMI.ID, Batam – Bank Indonesia (BI) mengungkapkan ada tiga hal yang harus dilakukan dalam melakukan transformasi ekonomi. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut, pertama, mengubah ukuran kemajuan ekonomi yang bukan hanya berorientasi pada pertumbuhan, namun mengubah ukuran kemajuan ekonomi dengan melakukan industrialisasi.
Kedua, transformasi ekonomi harus dilakukan tanpa harus merusak lingkungan. Keseimbangan ekonomi dan lingkungan, menurut Perry harus beriringan.
“Kemajuan ekonomi tidak bisa hanya mengukur seberapa besar pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang maju, tapi bagaimana optimalisasi pertumbuhan PDB dengan menjaga kelestarian lingkungan, yang disebut ekonomi hijau,” jelas Perry dalam rangkaian kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) Tahun 2022, Rabu (5/10/2022).
Transformasi ekonomi ketiga adalah pemerataan distribusi komoditas, terutama energi dan pangan. Pertumbuhan ekonomi juga harus merata.
Menurut Perry, saat ini ekonomi bergerak tidak hanya bisa mengandalkan mekanisme pasar, karena memiliki batasan.
“Lihat lah dunia, kita sekarang sedang menghadapi kekacauan global, stagflasi, inflasi yang sangat tinggi. Karena komoditas energi dan pangan tidak didistribusikan secara merata di seluruh dunia,” jelas Perry.
Selama 2,5 tahun dunia dilanda pandemi, menurut Perry itu merupakan tonggak awal peradaban manusia untuk memasuki era ‘new normal’ atau kebiasaan normal baru. Semua aktivitas menjadi lebih efisien dan produktif lewat digitalisasi.
“Pesan saya, hentikan apa yang menjadi kebiasaan atau perilaku kita sebelum Covid, hentikan itu. Kita sedang dilatih oleh Tuhan apapun agama yang kita anut selama hampir 3 tahun menuju new normal,” tuturnya.
“Kita sekarang sedang mengubah diri kita, mengubah pemikiran, pemikiran, pemikiran konseptual, serta kebijakan kita ke normal baru pembangunan ekonomi yang mencapai kemajuan ekonomi dengan inklusif hijau dan digital,” kata Perry lagi.
(**)