KABAREKONOMI.ID, TANJUNGPINANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatat, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri di triwulan I-2022 tumbuh sebesar 2,83 persen.
Dilansir dari Berita Resmi Statistik (BRS) , BPS Provinsi Kepri, Senin (9/5/2022), angka itu tumbuh lebih cepat dibanding pertumbuhan ekonomi triwulan I-2021 (y-on-y), yang mengalami kontraksi sebesar 1,19 persen.
Dalam laporannya itu, BPS Provinsi Kepri merincikan, dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan di triwulan I-2022 ini didorong oleh kategori Industri pengolahan dengan andil sebesar 1,74 persen, kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1,34 persen.
Sedangkan, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2022 didorong oleh komponen net ekspor dengan andil 2,10 persen dan komponen PK-RT dengan andil sebesar 0,51 persen.
Namun, jika dibandingkan dengan triwulan IV-2021 (q to q), pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri ditriwulan I-2022 justru mengalami kontraksi sebesar 3,41 persen.
Menurut, BPS Provinsi Kepri, pengeluaran konsumsi pemerintah diperiode itu memberikan andil kontraksi yang terbesar, yaitu 5,52 persen, kemudian diikuti oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dengan andil kontraksi sebesar 0,14 persen.
Terpisah, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad mengatakan, tren positif pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri di triwulan I-2022 ini, tentunya berkat kerja keras dan kerja bersama Pemprov Kepri, bersama Forkompinda dan masyarakat, dalam menjalankan program pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19.
Ansar menyebut, capaian positif itu, dipengaruhi oleh sejumlah kebijakan, yang dijalankan oleh pemerintah serta perkembangan kasus dan capaian vaksinasi Covid-19 di Provinsi Kepri yang semakin hari terus menunjukkan tren yang positif.
Dia menjelaskan, perkembangan kasus Covid-19 di Kepri yang terus melandai dan ditambah dengan capaian vaksinasi Covid-19 yang tinggi, telah menumbuhkan rasa optimisme para pelaku usaha dan investor.
Dunia usaha dan investasi di Kepri, sambungnya, yang lesu selama dua tahun terakhir, di awal tahun 2022 secara perlahan mulai terlihat bangkit.
Hal itu kata dia, dapat dilihat dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Kepri pada Februari 2022 yang turun sebesar 2,10 persen dibanding dengan Februari 2021.
Penurunan angka TPT tersebut jelasnya, karena dipengaruhi oleh peningkatan serapan tenaga kerja disejumlah lapangan usaha di Kepri.
“Ini menunjukkan kesungguhan kita semua (pemerintah, forkompinda dan masyarakat,red) dalam menangani Covid-19 dan menjalankan program pemulihan ekonomi sudah mulai membuahkan hasil yang positif,” katanya.
Lebih lanjut ia mengutarakan, kebijakan Pemerintah Pusat yang menerapkan skema travel bubble Batam-Bintan-Singapura, juga telah memberikan pengaruh yang cukup positif terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri diawal tahun 2022 ini.
Karena, sambungnya, sejak kebijakan itu dijalankan pada 23 Februari 2022 lalu, dunia pariwisata di Kepri yang sempat lesu karena pandemi secara berangsur-angsur mulai kembali bangkit.
Kondisi itu, dapat dilihat dari data jumlah kunjungan wisman ke Provinsi Kepri selama Maret 2022 yang secara persentase meningkat sebesar 274,45 persen dari bulan sebelumnya.
“Dengan melihat perkembangan pariwisata dan kebijakan pemerintah yang terus memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk berkunjung, tentu kita optimis ditriwulan berikutnya pertumbuhan ekonomi Kepri akan semakin lebih baik,” harapnya.
Ansar melanjutkan, sebagai upaya untuk meningkatkan tren positif pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri ditahun 2022 ini. Di triwulan II-2022 Pemprov Kepri ujarnya, akan semakin mempercepat proses pelelangan proyek dan pengadaan barang/jasa.
Hal ini, sambungnya, bertujuan agar anggaran yang dialokasikan di APBD maupun APBN dapat cepat terserap dan diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri. Sebagaimana yang diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo.
“Karena itu, kita juga mengharapkan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk juga mempercepat pelelangan. Supaya anggaran cepat terserap dan menjaga tren positif pertumbuhan ekonomi,” ujarnya. (won)