KABAREKONOMI.ID = Tidak hanya meramal soal kondisi korporasi Indonesia yang bakal morat-marit akibat pelemahan rupiah, mantan Menteri Keuangan Chatib Basri juga memiliki ramalan soal ekonomi Negeri Jiran, Singapura.
Menurut Chatib, negara-negara ASEAN memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap perekonomian global sehingga paling rawan terkena resesi.
Salah satu yang bergantung pada ekonomi global adalah Singapura.
“Singapura sangat tergantung ke global. Thailand ke turis,” tutur Chatib, kepada CNBC Indonesia.
Dalam kesempatan berbeda, Chatib pun menjelaskan Singapura itu memiliki pasar domestik yang kecil.
“Logikanya sederhana, sebuah negara yang pasar domestiknya besar itu lebih resilience terhadap global crisis,” ungkap Chatib yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Mandiri.
Seperti diketahui, kontributor terbesar ekonomi Indonesia adalah konsumsi.
“Jadi kalau globalnya kena selama konsumsi domestic bertahan maka 50% dari ekonomi tetap jalan,” tegasnya.
Dalam ekonomi, menurutnya, yang berlaku adalah ‘belanja pangkal survive‘. Oleh karena itu, dia yakin dengan tetap melakukan spending Indonesia bisa bertahan.
Kondisi Indonesia ini berbanding terbalik dengan Singapura.
“Ini yang tidak terjadi di Singapura, karena wilayahnya sebesar Kebayoran, ga ada pasar domestik,” ujarnya.
Proyeksi Chatib tersebut sejalan dengan perkiraan banyak ekonom dan analis jika Singapura menjadi negara ASEAN yang paling rawan terkena resesi.
Ekonom Maybank Chua Hak Bin menjelaskan Singapura sangat bergantung kepada pergerakan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Melambatnya ekonomi AS membuat ekonomi Singapura bisa ikut macet.
Perekonomian Singapura juga sangat terbuka sehingga ketidakpastian global akan langsung berimbas ke negara tersebut.
Peringkat Heritage Foundation’s 2021 Index of Economic Freedom menempatkan Singapura menempati urutan pertama sebagai negara dengan perekonomian paling terbuka di dunia.