KABAREKONOMI.ID, BATAM – “Telkom dalam memberikan pelayanan fix broadband melalui Indihome tidak mengutamakan harga, akan tetapi pentingnya kualitas”.
Itulah kesan pertama yang dirasakan pelanggan di area Kepulauan Riau dalam mengakses layanan IndiHome.
Mengingat, banyaknya persaingan harga yang dilakukan oleh penyedia layanan fix broadband memunculkan kesan mengecewakan dari sejumlah pelanggan. Mulai dari harganya yang terlalu mahal hingga kapasitas jaringan yang diterima pelanggan masih jauh dari harapan.
“Terkadang untuk menaikkan kekuatan Mbps saja ada semacam tambahan harga. Meski hal tersebut dikemas dalam berbagai paket unggulan yang ditawarkan,” terang Bowo, salah satu pengusaha UMKM Cafe dan Restoran.
Pengusaha Tanjungpinang ini pun mengaku bagusnya jaringan internet di Cafe-nya menjadi modal dasar baginya dalam menarik pelanggan sebanyak-banyak, selain dari menu yang ditawarkan.
“Kita kan tahu sendiri, era digitalisasi saat ini banyak dari anak-anak muda bekerja melalui Cafe ataupun restoran. Jadi dengan jaringan internet yang berkualitas tentunya akan membuat mereka nyaman dalam bekerja. Untuk itulah, saya menggunakan IndiHome dari Telkom,” tegasnya.
Pihaknya pun mengakui, sebelum menggunakan IndiHome pihaknya harus merogoh kocek cukup dalam untuk mendapatkan layanan 20 Mbps setiap bulannya. Namun dalam kondisi tertentu, layanan yang diberikan tidak stabil bahkan cenderung menurun.
“Makanya kami beralih ke Indihome. Intinya kami tidak mengutamakan harga, asalkan bisa memberikan layanan berkualitas kepada pelanggan itu sudah cukup. kan kalau dah baik, tentunya pelanggan bakal lama-lama ‘nongkie’ temoat kami. Dan akhirnya ‘Cuan’ datang,” tegasnya sambil tersenyum.
Hal senada juga diungkapkan Windi, pemilik usaha Cafe di Batam yang mengaku tanpa adanya jaringan internet yang handal pengunjung tempat usahanya enggan berlama-lama.
“Biasanya mahasiswa-mahasiswa di sekitar kampus UNIBA ini, kalau ngumpul biasanya mereka mabar. Dan jumlahnya selalu meningkat di akhir pekan. Jadi kalau jaringan ‘nge-lag’ mereka ngak bisa ‘push rank’ katanya. Jadi mau ngak mau harus kasih jaringan Wifi yang bagus,” tegasnya.
Sebelumnya Vice President Marketing Management Telkom, Edi Kurniawan mengatakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya jaringan internet dan WiFi melalui IndiHome, Telkom telah menyediakan kualitas yang terjamin.
Mengingat, sebanyak 80 persen dari pengguna Indihome awalnya hanya merasakan internet berkekuatan 10 Mbps. Namun saat ini sebanyak 80 persen pelanggan tersebut sudah bisa merasakan 20 Mbps hingga 30 Mbps.
“Dari 80 persen pengguna Indihome yang awal mulanya hanya 10 Mbps, lalu sekarang 80 persen itu rata rata di atas 20 hingga 30 Mbps. Maka dari itu layanan seperti ini yang akan kami terus tingkatkan lagi,” ujar Iwan.
Untuk itu, layanan fix broadband yang dimiliki Telkomsel yakni Indihome tidak mengutamakan harga yang paling penting adalah kualitas.
“Kami tidak utamakan price, tapi mengutamakan kualitas bagi pelanggan,” kata Iwan, sapaan akrab Edie Kurniawan dalam keterangan yang diterima.
Saat ini, jelasnya lagi, ada sekitar 830 ISP yang ada di Indonesia. Selain itu, Indihome telah membentangkan kabel optik sejauh 170.885 kilometer dari Sabang sampai Merauke. Kabel optik itu setara seperti empat kali keliling bumi.
“Sementara dari adanya ISP ini, mereka bisa menjangkau dan sampai masuk ke gang-gang yang sempit dan itu telkom pun belum tentu bisa,” katanya.
“Pemain ISP juga melihat peluang, Telkom tidak bisa masuk ISP itu bisa masuk. Yang menjadi faktor utama ini adalah tidak adanya yang mengatur harga. Jadi semua melakukan tarif harga yang serendah-rendahnya, namun balik lagi jika semua akan seperti itu, kualitas bakal diuji,” ujarnya.
Selain itu, Telkom menjamin layanan yang diberikannya IndiHome dari Telkom tidak akan mengalami gangguan cuaca. Mengingat, IndiHome menggunakan kabel, sehingga relatif stabil sinyalnya. (iman)