KABAREKONOMI.ID, JAKARTA – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan, total nilai transaksi penggunaan mata uang lokal atau local currency transaction (LCT) dengan negara mitra yakni Thailand, Malaysia, Jepang, dan Tiongkok sepanjang tahun 2022 sebesar ekuivalen US$ 3,8 miliar atau meningkat 52% dibandingkan realisasi 2021 yang ekuivalen US$ 2,5 miliar.
“Memang mungkin kenaikannya tidak signifikan, tetapi artinya, di masa pandemi ada penguatan LCT,” tutur Dody dalam Konferensi Pers RDG BI, di Jakarta.
Dody menjelaskan bahwa BI akan menggunakan berbagai program terus ditingkatkan untuk mengakselerasi peningkatan penggunaan kerangka local currency transactions (LCT) dalam memfasilitasi perdagangan dan investasi dengan negara mitra, dengan memperkuat sinergi dengan otoritas terkait lainnya.
BI juga tengah membidik transaksi LCT dengan beberapa negara baru, yaitu India dan Korea Selatan. Untuk saat ini, Indonesia sudah memiliki kerja sama LCT dengan empat negara mitra, yaitu Thailand, Malaysia, Jepang, dan Tiongkok.
“Kita akan perluas LCS tidak seperti sekarang perdagangan dan investasi, bahkan ke depan transaksi pasar uang jadi judulnya enggak lagi LCS tapi local currency transaction. Ini sudah dilakukan LCT dengan Thailand, nanti kami perluas lagi di kawasan dengan Malaysia,” tuturnya.
Adapun skema LCT merupakan inovasi pengembangan LCS dengan memperluas cakupan kerja sama untuk mengakomodasi transaksi sistem pembayaran lintas negara (cross-border payment) sebagai langkah antisipatif terhadap semakin berkembangnya digitalisasi sistem pembayaran.
Pengembangan LCT juga dimaksudkan untuk mendorong penguatan konektivitas pembayaran di kawasan (Regional Payment Connectivity/RPC) melalui kemudahan penyelesaian transaksi antara negara ASEAN-5 dalam mata uang lokal masing masing negara sehingga mendukung perdagangan dan investasi lintas negara di kawasan. (EKI)