KABAREKONOMI.ID, Batam – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan lima permasalahan yang masih menjadi sorotan Bank Indonesia (BI) untuk diwaspadai hingga tahun 2023. Permasalahan itu menyangkut tekanan perekonomian global.
Pemicu dari lima kondisi permasalahan ini, diantaranya berlanjutnya perang Rusia dan Ukraina, perang dagang Amerika Serikat dan China, demikian juga lockdown di China selama enam bulan mendatang, termasuk gangguan mata rantai pasokan dunia.
“Kita tetap harus hati-hati dan waspada sambil memperkuat optimisme. Waspada bahwa dunia memang sedang bergejolak,” kata Perry dalam acara Siniar Prospek Perekonomian dan Arah Bauran Kebijakan BI secara daring, Jumat (2/12/2022) pagi.
Adapun lima permasalahan yang menjadi sorotan BI itu, pertama adalah pertumbuhan ekonomi dunia yang turun, bahkan di Amerika Serikat dan Eropa menurutnya risiko resesi semakin meningkat.
Permasalahan kedua adalah, terkait dengan inflasi yang sangat tinggi di negara-negara maju, seperti di Amerika Serikat, Eropa, Inggris dan berbagai negara.
Sedangkan yang ketiga adalah, permasalahan akibat suku bunga acuan, seperti Fed Fund Rate, dan suku bunga acuan sejumlah bank sentral negara maju yang agresif maupun tinggi.
“Tentu ini akan juga berlanjut sepanjang 2023, artinya higher for longer,” ucap Perry.
Sementara itu, permasalahan keempat yang membuat kewaspadaan BI kata Perry berkaitan dengan mata uang dolar yang begitu kuat, sehingga memberi tekanan ke mata uang berbagai negara, termasuk rupiah.
Permasalahan terakhir, atau yang kelima adalah fenomena cash is the king. Menurut Perry ini perlu diwaspadai karena persepsi risiko tinggi investor global yang membuat mereka menarik dananya dari emerging market, termasuk Indonesia ke instrumen investasi yang liquid dan cenderung mendekati cash.