Home » Cek Pergerakan Kripto Pekan Ini, Inflasi AS Masih Tinggi

Cek Pergerakan Kripto Pekan Ini, Inflasi AS Masih Tinggi

by Tia

KABAREKONOMI.ID, Batam – Mayoritas kripto utama terpantau terkoreksi sepanjang pekan ini. Ini terjadi di tengah kabut gelap yang masih menghantui pasar keuangan. Investor masih khawatir dampak dari masih tingginya inflasi di Amerika Serikat (AS).

Melansir data dari CoinMarketCap, dari sepuluh kripto berkapitalisasi pasar di atas US$ 5 miliar, koin digital (token) Cardano (ADA) menjadi yang paling besar koreksinya pada pekan ini yakni sebesar 13,61%.

Sementara pada perdagangan Sabtu (15/10/2022) hari ini pukul 09:00 WIB, secara mayoritas kripto terpantau melemah. Bitcoin turun 3,51% ke posisi US$ 19.180,87/koin atau setara dengan Rp 276.684.049,8/koin (asumsi kurs Rp 14.425/US$), sementara Ether terkoreksi 2,35% ke US$ 1.298,53/koin atau Rp 18.731.295,25/koin.

Berikut pergerakan 10 besar kripto pada hari ini dan sepekan terakhir.

CryptocurrencyDalam Dolar AS (US$)Dalam Rupiah (Rp)Perubahan Harian (%)Perubahan Sepekan (%)
Bitcoin (BTC)19.180,87276.684.049,8-3,51-2,1
Ethereum (ETH)1.298,5318.731.295,25-2,35-2,75
Tether (USDT)114.42500
USD Coin (USDC)0,9914.280,75-0,02-0,02
BNB269,673.889.989,75-2,35-4,51
Binance USD (BUSD)114.4250,020,04
XRP0,486.924-2,71-5,77
Cardano (ADA)0,365.193-5,07-13,61
Solana (SOL)30,01432.894,25-5,43-9,05
Dogecoin0,05721,25-3,47-6
Sumber: CoinMarektCap

Di tengah ketidakpastian perekonomian global saat ini, investor yang masih menimbang data inflasi terbaru di AS membuat aset kripto kembali tak dilirik. Tak hanya di kripto saja, investor juga masih berhati-hati memburu saham hari ini, di mana pergerakan saham global masih cenderung volatil.

Pasar kripto cenderung mengikuti pergerakan pasar saham global yang berhasil rebound setelah beberapa hari sebelumnya memburuk akibat kekhawatiran pasar terkait potensi resesi global.

Cerahnya kripto dan saham global terjadi setelah Amerika Serikat (AS) merilis data inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) per September 2022.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan IHK utama AS mencapai ke 8,2% (year-on-year/yoy) pada September lalu.

Laju inflasi memang lebih rendah dibandingkan pada Agustus yang tercatat 8,3% (yoy) tetapi masih di atas ekspektasi pasar yakni 8,1% (yoy).

Secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi tercatat 0,4% pada September atau meningkat dibandingkan pada Agustus yang tercatat 0,1%. Inflasi inti menyentuh 6,6 % (yoy) pada September, level tertingginya sejak 1982 atau 40 tahun terakhir.

Data inflasi memang membuat pelaku pasar menghapus harapan mereka jika bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneter dalam waktu dekat.

Namun, pelaku pasar juga mulai meyakini jika inflasi AS sudah mencapai puncaknya dan akan terus melandai ke depan.

Kedua faktor itulah yang membuat mereka terlihat kembali memburu aset berisiko. Namun sebelumrebound, bursa saham AS, Wall Street sempat ambruk pada awal perdagangan sebagai respon atas data inflasi yang masih di atas ekspektasi.

Di lain sisi, investor mungkin ingin memantau aliran masuk Bitcoin ke bursa dalam beberapa hari mendatang. Selama sepekan terakhir, dompet yang menyimpan lebih dari 1.000 Bitcoin telah memindahkan koin dari bursa, umumnya sinyal bullish karena koin tersebut sering dipindahkan ke penyimpanan dingin.

Pembalikan tren ini akan menunjukkan bahwa investor Bitcoin yang lebih besar terkejut dengan laporan inflasi dan sekarang ingin mengurangi posisi mereka. Namun, kelanjutan akan menandakan ketahanan bitcoin yang sedang berlangsung dan keyakinan berkelanjutan oleh pemegang Bitcoin.

Sebagai catatan, saat ini investor memang cenderung memasang mode wait and see. Meskipun data inflasi sudah mulai melandai meskipun masih dalam tren yang tinggi, investor perlu melihat bagaimana kebijakan suku bunga ke depannya dan berbagai data indikator ekonomi lainnya.

(**)