KABAREKONOMI.ID– Harga minyak mentah dunia menguat 2% di tengah optimisme bahwa China dapat melonggarkan kebijakan pembatasan ketat Covid-19.
Minyak mentah jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) melonjak 2,13% menjadi US$ 88,37 per barel pada perdagangan Selasa (1/11/2022). Sementara jenis Brent turun 0,06% menjadi US$94,77 per barel.
Isu beredar dan kicauan di media sosial Twitter oleh ekonom berpengaruh Hao-Hong mengatakan bahwa “Komite Pembukaan Kembali” telah dibentuk oleh Anggota Tetap Politbiro Wang Huning dan sedang meninjau data Covid luar negeri untuk menilai berbagai skenario pembukaan kembali. Pelonggaran dikabarkan akan terjadi pada Maret 2023.
“Kami mendapatkan banyak sinyal ke arah itu dan pasar merespons dengan sangat positif,” kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.
OPEC+ yang memangkas produksi dan data ekspor minyak AS juga mendukung fundamental harga minyak, kata analis CMC Markets Tina Teng.
Tamas Varga dari pialang minyak PVM mengatakan bahwa pasokan minyak yang berkurang, kemungkinan penghentian pelepasan minyak dari Cadangan Minyak Strategis (SPR), dan pertumbuhan kembali permintaan minyak juga dapat mengirim minyak mentah kembali di atas $100 per barel.
Di sisi lain, OPEC menaikkan perkiraan permintaan minyak dunia dalam jangka menengah dan panjang, mengatakan bahwa investasi US$12,1 triliun diperlukan untuk memenuhi permintaan ini.
Stok minyak mentah AS turun dalam minggu terakhir, menurut sumber Reuters yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa.
API melaporkan bahwa stok minyak mentah turun sekitar 6,5 juta barel untuk pekan yang berakhir 28 Oktober. Persediaan bensin turun sekitar 2,6 juta barel, sementara stok sulingan naik sekitar 870.000 barel. (***)