Home » Daftar Startup yang Sudah Cetak Laba di Tengah Badai Ekonomi Global

Daftar Startup yang Sudah Cetak Laba di Tengah Badai Ekonomi Global

by catur

KABAREKONOMI.ID, Jakarta – Meski sedang dilanda badai, ternyata banyak startup yang memiliki capaian cukup baik. Belum lama ini, Managing Partner East Ventures Wilson Cuaca mengungkapkan ada sejumlah perusahaan yang membukukan profit.

Selama beberapa waktu terakhir, banyak startup diketahui memilih untuk memangkas atau pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawannya.

Ekonomi global juga berdampak pada kehidupan startup dan ketersediaan modal dari investor.

“Ada musim panas dan ada musim dingin. Beberapa perusahaan berjalan dengan baik, sedangkan beberapa perusahaan tidak bisa melaluinya dengan baik,” tulis Willson dalam akun Linkedinnya.

Wilson mengatakan tak mudah mengatasi krisis dan badai yang sedang terjadi.

Namun nyatanya banyak juga perusahaan mengumpulkan dana tepat waktu serta menghasilkan keuntungan. Berikut daftarnya:

Daftar startup yang mencetak laba

  1. Fore Coffee

Fore Coffee, startup kopi on-demand, telah memiliki 42 gerai baru sepanjang 2021 hingga awal tahun 2022.

Pendanaan terakhir Fore Coffee, Crunchbase melaporkan mencapai US$30 juta (sekitar Rp 435 miliar). Dengan demikian, total pendanaan yang telah mereka dapatkan US$39,5 juta.

  1. Ruangguru

Startup ini mengklaim memiliki lebih dari 15 juta pengguna, mengelola lebih dari 300 ribu guru yang menawarkan layanan di lebih dari 100 bidang studi. Crunchbase melaporkan Ruangguru telah menerima pendanaan terakhir sebesar US$ 55 juta (sekitar Rp 797 miliar). Dengan begitu total pendanaan yang Ruangguru telah terima yakni US$205,1 juta.

Ruang guru adalah startup teknologi dengan fokus layanan berbasis pendidikan. Pendirinya adalah Belva Devara serta Iman Usman. Perusahaan yang berdiri sejak 2014 itu mengklam memiliki lebih dari 15 juta pengguna dan 300 ribu guru yang menawarkan lebih dari 100 bidang studi.

  1. Xurya Daya Indonesia
DCIM\100MEDIA\DJI_0423.JPG

Xurya Daya adalah startup energi terbarukan dan mempelopori metode zero-down untuk beralih ke tenaga surya. Perusahaan ini didirikan pada 2018, telah membantu perusahaan di Indonesia untuk menggunakan energi surya tanpa modal awal yang besar.

Pendanaan terakhirnya tercatat sebesar US$ 21,5 juta (sekitar Rp 312 miliar). Sejauh ini dilaporkan Xurya Daya Indonesia total telah menerima pendanaan US$21,5 juta

  1. Nusantics

Nusantics bergerak di bidang bioteknologi. Didirikan tahun 2019, startup ini punya keyakinan pentingnya keseimbangan mikroba dan mikrobioma dalam kehidupan.

Selama pandemi, Nusantics melakukan kerja sama dengan Bio Farma dengan tujuan menyediakan tes kit Covid-19 yang didesain dan diproduksi secara lokal di Indonesia. Pada awal tahun lalu, Nusantics mengumumkan penggalangan modal dengan nilai tak dipublikasikan di putaran pendanaan Seri A.

  1. Carro

Startup jual beli mobil bekas ini didirikan pada tahun 2015. Carro yang berkantor pusat di Singapura mengubah cara tradisional dalam membeli dan menjual mobil dengan algoritme penetapan harga dan kemampuan yang mendukung AI.

Crunchbase melaporkan pendanaan terakhir yang diterima Carro sebesar US$15,6 juta (sekitar Rp226 miliar). Ini membuat total pendanaannya sekitar US$705,1 juta. Carro juga mengaku sudah melampaui valuasi US$1 miliar, menjadikan mereka sebagai unicorn.

(catur/CNBC)

Baca Juga