Home » Dikejar OJK, 18 Bank Antre Tambah Modal! Ini Daftarnya

Dikejar OJK, 18 Bank Antre Tambah Modal! Ini Daftarnya

by Tia

KABAREKONOMI.ID – Berdasarkan laporan keuangan per September 2022, masih terdapat 18 bank yang memiliki modal inti dibawah ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu Rp 3 triliun. Sebagian besar dari bank tersebut telah mengumumkan langkah pemenuhan modal inti tersebut melalui aksi rights issue. Berikut deretannya:
PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB)

Adapun rights issue yang paling besar akan digelar oleh Bank Neo Commerce (BNC) di sisa tahun ini dengan target dana segar hingga Rp 5 triliun. Bank digital yang dimiliki oleh Akulaku ini telah memiliki modal inti Rp 2,11 triliun per September 2022.

Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan, mengatakan, menuju usia yang hampir dua tahun, perusahaan berkomitmen untuk mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku, termasuk kewajiban pemenuhan modal inti.

“Saat ini kami di tengah-tengah proses pelaksanaan right issue dan tentunya akan rampung di Kuartal IV tahun ini. Saya percaya bahwa semua pencapaian kami sejauh ini menjadi bukti nyata bahwa fundamental bisnis dan keuangan BBYB semakin kuat dari waktu ke waktu, ” tutupnya, Rabu (26/10/2022).

Bank Amar Indonesia (AMAR)
Bank Amar yang akan melakukan rights issue dengan mengincar dana segar senilai Rp 1,28 triliun. Guna mencapai target itu, Bank Amar menerbitkan 4,56 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 280 per saham.

“Dana ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan dalam rangka memenuhi modal inti minimum bank sebagaimana yang diatur dalam Peraturan OJK No.12/POJK.03/2020,” kata manajemen Bank Amar.

Bila rencana ini berjalan sesuai rencana, maka Bank Amar bisa memenuhi ketentuan OJK tepat waktu. Sebab bank yang sebagian kecil sahamnya dimiliki oleh Investree ini baru memiliki modal inti Rp 1,89 triliun hingga Juni 2022.

PT Bank Bisnis Internasional Tbk. (BBSI)
BBSI berencana menggelar aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) sebanyak-banyaknya 465 juta saham. Rencana ini pun telah disetujui oleh para pemegang saham.

BBSI rencananya akan menggelar aksi korporasi tersebut, bertujuan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum pada tahun ini. Selain itu, dana rights issue juga digunakan untuk mendorong kinerja penyaluran kredit perseroan.

PT Bank MNC International Tbk (BABP)
Bank MNC mendapatkan persetujuaan untuk melakukan right issue demi pemenuhan modal inti dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini (4/10).

“Rights issue ini menunjukkan komitmen MNC Bank memenuhi modal inti minimum Rp 3 triliun sesuai dengan POJK 12/2020,” kata Direktur MNC Bank Rita Montagna dalam keterangan pers, Selasa (4/10).

Dana yang diperoleh dari penambahan modal lewat HMETD, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk memperkuat struktur permodalan. Ini untuk meningkatkan aset produktif antara lain melalui pemberian kredit, penempatan dana dan pembelian surat berharga, namun tetap memperhatikan ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum atau KPMM.

PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank) (BCIC)
J Trust Bank berencana menggelar rights issue pada Desember 2022. Dana hasil right issue akan digunakan untuk memenuhi modal inti perusahaan yang saat ini sudah mencapai Rp 2,66 triliun

“Dengan right issue ini, kami yakin akan memenuhi modal inti minimum Rp 3 triliin di akhir tahun,” kata Direktur Bisnis J Trust Bank Widjaja Hendra di Jakarta, Kamis (15/9).

Sebelumnya pemegang Saham Pengendali Bank JTrust Tbk yaitu J Trust Co., Ltd. yang terdaftar di Tokyo Stock Exchange kembali melakukan setoran modal sebesar Rp 501,86 miliar. Setoran tersebut membuat permodalan perusahaan makin kuat.

Sehingga per Agustus 2022 modal inti J Trust Bank mencapai Rp 2,66 triliun. Nilai itu meningkat dari modal inti per Juni 2022 sebesar Rp 2,14 triliun.

PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO)
Bank Raya akan menerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue sebanyak 3,5 miliar dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham.

Direktur Utama Bank Raya Indonesia Kaspar Situmorang mengatakan, rencana rigths issue tersebut untuk memenuhi persyaratan modal inti minimum dari OJK senilai Rp 3 triliun.

Tercatat modal inti Bank Raya baru mencapai Rp 2,16 triliun pada Maret 2022.

Selain memenuhi modal inti, dana rights issue juga akan digunakan untuk penyaluran kredit secara digital. Hingga Maret 2022, Bank Raya telah menyalurkan kredit senilai Rp 9,52 triliun. Nilai itu turun 48,48% yoy dari Maret 2021 sebesar Rp 18,48 triliun.

Bank of India Indonesia (BSWD)
Bank of India akan melakukan rights issue sebanyak 1,2 miliar saham demi memenuhi modal inti Rp 3 triliun.

Bank of India Indonesia memastikan akan memiliki modal inti melampaui ketentuan OJK jika right issue terserap semua. Setelah rights issue, total modal inti perseroan diestimasi akan menjadi sebanyak-banyaknya Rp 3,63 triliun, dan akan memengaruhi kinerja keuangan perseroan secara positif.

Dana yang diterima perseroan dari right issue setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk meningkatkan aset produktif, antara lain dengan meningkatkan penyaluran kredit dan penempatan pada surat berharga pemerintah.

BSWD akan meminta persetujuan pemegang saham atas rencana rights issue dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang rencananya berlangsung pada 15 November. Sebelumnya, Bank India of Indonesia telah melaksanakan rights issue sebanyak 1,38 miliar saham baru pada Agustus 2022 dan estimasi dana yang diperoleh mencapai Rp 1,38 triliun.

PT Bank National Nobu Tbk (NOBU)
PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) akah menggelar right issue dalam waktu dekat. Perusahaan mengaku kini tengah menjajaki investor strategis yang bakal menyerap saham perseroan dalam aksi korporasi tersebut.

“Perseroan telah memulai langkah-langkah pemenuhan modal inti sejak tahun lalu dan prosesnya masih berlangsung hingga sekarang dimana perseroan akan melaksanakan RUPSLB dalam waktu dekat dengan dilanjutkan proses right issue,” ujar Januar Angkawidjaja, Direktur NOBU, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (31/10/2022).

Perusahaan mengaku belum dapat mengungkapkan siapa yang bakal jadi investor strategis mereka. Sementara integrasi dengan grup Lippo diakuinya sebagai unique value proposition bagi NOBU.

NOBU sendiri mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 76,97% pada semester I 2022 secara tahunan (YoY). Kenaikan ini ditopang oleh meningkatnya penyaluran kredit sebanyak 27,37% YoY. Di sisi lain, pendapatan bunga perusahaan dikatakan naik melebihi beban bunga, Sementara biaya operasional melandai, dan pendapatan fee based income menguat.

Ke depan, NOBU berencana menyulap kantor operasionalnya dan mengarah jadi bank digital. Jaringan cabang akan lebih difungsikan sebagai pelayanan untuk nasabah segmen tertentu yang masih membutuhkan pelayanan tatap muka, dan untuk layanan tertentu yang tidak dapat dilakukan secara online.

Pihaknya juga mengkonfirmasi jika tidak akan ada perubahan pengendali perusahaan pasca aksi right issue yang dilakukan nanti.