KABAREKONOMI.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada penutupan perdagangan sesi I Kamis (3/11/2022), setelah sempat terkoreksi pada awal perdagangan sesi I.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,25% ke level 7.033,42 pada penutupan perdagangan sesi I hari ini.
Nilai transaksi IHSG pada perdagangan sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 7 triliun, dengan 252 saham menguat, 256 saham melemah, dan 163 saham stagnan.
Sedangkan di perdagangan sesi II, pelemahan IHSG pun berlanjut. Bahkan menjelang akhir perdagangan, IHSG sempat menembus kisaran 6.900 dan menjadi level terendah hariannya. Pada akhir perdagangan kemarin, IHSG mampu memangkas pelemahannya tetapi masih belum berhasil ke zona hijau.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 14 triliun dengan melibatkan 22 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 232 saham terapresiasi, 285 saham terdepresiasi dan 184 saham stagnan.
Di tengah melemahnya IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers.
Emiten | Kode Saham | Harga Saham Terakhir | Perubahan |
Pan Brothers | PBRX | 110 | 27,91% |
Pelangi Indah Canindo | PICO | 392 | 24,84% |
Bank Aladin Syariah | BANK | 1420 | 15,92% |
Wintermar Offshore Marine | WINS | 372 | 13,41% |
Bangun Karya Perkasa Jaya | KRYA | 342 | 8,23% |
Saham emiten industri garmen yakni PT Pan Brothers Tbk (PBRX) memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I hari ini. Saham PBRX ditutup melejit 27,91% ke posisi harga Rp 110/saham.
Nilai transaksi saham PBRX pada perdagangan sesi I hari ini sudah mencapai Rp 51,24 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 496,92 juta lembar saham.
Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan 24 Oktober hingga Rabu kemarin, saham PBRX tercatat menguat sebanyak 4 kali, melemah 2 kali, dan stagnan juga 2 kali.
Dalam sepekan terakhir, saham PBRX masih melonjak 42,86% dan dalam sebulan terakhir, saham PBRX juga masih melesat 7,84%.
Belum diketahui penyebab melesatnya harga saham PBRX pada perdagangan sesi I hari ini. Namun dari kinerja keuangannya pada kuartal III-2022, penjualan dan laba bersih PBRX kembali menurun.
Penjualan PBRX pada kuartal III-2022 mencapai US$ 501,9 juta atau sekitar Rp 7,85 triliun (asumsi kurs Rp 15.660/US$), turun 1,15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 507,8 juta.
Segmen penjualan ekspor mendominasi penjualan PBRX, yakni sebesar US$ 472,8 juta. Sementara itu, penjualan lokal PBRX adalah senilai US$ 29,4 juta.
Dalam laporan keuangannya, PBRX menyebut ada dua pembeli dengan jumlah penjualan yang melebihi 10%, yakni Adidas Sourcing Ltd sebesar US$ 91,4 juta, dan Uniqlo sebesar US$ 62,1 juta.
Adapun laba bersih PBRX per 30 September 2022 mencapai US$ 12,8 juta atau setara dengan Rp 200,45 miliar, turun 32,3% dari periode 30 September 2021 yang sebesar US$ 19 juta.
Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat juga beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Saham Terakhir | Perubahan |
Agro Yasa Lestari | AYLS | 86 | -6,52% |
Bukit Darmo Properti | BKDP | 92 | -6,12% |
Kapuas Prima Coal | ZINC | 50 | -5,66% |
Mahaka Radio Integra | MARI | 120 | -4,76% |
Borneo Olah Sarana Sukses | BOSS | 61 | -3,17% |
Saham emiten industri geosintetik yakni PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) memimpin jajaran top losers pada perdagangan sesi I hari ini. Saham AYLS ditutup ambles 6,52% ke posisi Rp 86/saham.
Nilai transaksi saham AYLS pada perdagangan sesi I hari ini sudah mencapai Rp 2,46 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 26,72 juta lembar saham.
Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan 24 Oktober hingga Rabu kemarin, saham AYLS menguat sebanyak 4 kali, melemah 2 kali, dan stagnan juga 2 kali.
Dalam sepekan terakhir, saham AYLS masih melesat 28,36%. Namun dalam sebulan terakhir, saham AYLS merosot 4,44%.
Sepanjang tahun ini, saham AYLS sudah ambrol hingga 75,29%. Bahkan, nilai kapitalisasi pasar AYLS telah susut hingga 80% pada tahun ini.
Belum diketahui secara jelas penyebab amblesnya saham AYLS. Namun sebelum hari ini, saham AYLS sudah dalam tren bearish, di mana pelemahan harga saham AYLS yang konsisten menyusul kegeraman Presiden Joko Widodo soal aspal impor dan meminta dalam dua tahun ke depan Indonesia tidak lagi mengimpor aspal dari luar negeri.
Asal tahu saja, AYLS merupakan salah satu emiten yang juga melakukan impor aspal.