KABAREKONOMI.ID, Jakarta – Harga emas mendapat sentimen negatif dari penguatan dolar AS setelah rilis data tenaga kerja dan upah AS yang membaik. Hal ini membuat investor menghindari emas sebagai aset aman.
Harga emas berakhir turun US$16,22 ke level US$1.774,76 pada hari Jumat (5/8/2022). Laporan Monex Investindo Futures menyebutkan harga emas terkoreksi karena sentimen menguatnya dolar AS dibalik optimisnya data tenaga kerja dan upah di AS.
“Harga emas berpeluang dijual lebih lanjut pagi ini (8/8), menguji support di US$17.68 di tengah outlook menguatnya dolar AS karena optimisnya data tenaga kerja dan upah AS,” paparnya.
Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level US$1.778, berpeluang dibeli menargetkan resistance di US$1.780. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di US$1.768 – US$1.780.
Dari dalam negeri, harga emas hari ini yang dijual di Pegadaian, Senin (8/8/2022) terpantau stagnan untuk cetakan Antam dan UBS.
Berdasarkan informasi dari laman resmi Pegadaian, harga emas 24 karat Antam ukuran terkecil yakni 0,5 gram dijual seharga Rp564.000, stagnan dibandingkan harga kemarin. Sementara itu, emas UBS dengan ukuran yang sama dijual pada harga Rp513.000, juga tetap dari harga kemarin.
Untuk emas Antam ukuran 1 gram, Pegadaian menjual seharga Rp1.024.000, juga tetap sama dari harga kemarin. Sementara itu, emas UBS dijual seharga Rp961.000, masih sama dari harga Minggu (7/8/2022).
(catur/Bisnis)