KABAREKONOMI.ID, Jakarta – Harga minyak dunia anjlok sekitar 5 persen pada akhir perdagangan Selasa (19/4) waktu AS atau Rabu (20/4) pagi WIB. Penurunan harga terjadi setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global dan memperingatkan inflasi yang lebih tinggi.
Dilansir dari Antara pada Rabu (20/3), Minyak mentah berjangka Brent patokan global untuk pengiriman Juni turun US$5,91 atau 5,22 persen menjadi US$107,25 per barel.
Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei turun US$5,65 atau 5,22 persen menjadi dUS$102,56 per barel.
Harga minyak juga merosot meski produksi OPEC+ lebih rendah di bawah targetnya pada Maret. Saat ini OPEC+ hanya menghasilkan 1,45 juta barel per hari.
Penurunan itu terjadi karena produksi minyak dari RUsia mulai menurun menyusul sanksi yang dikenakan oleh Barat atas invasinya ke Ukraina. Negeri Beruang Merah memproduksi sekitar 300 ribu barel per hari di bawah targetnya pada Maret yang sebesar 10,018 juta barel per hari.
Oleh karena itu, OPEC+ yang mengelompokkan OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, bulan lalu menyetujui peningkatan produksi minyak bulanan sebesar 432 ribu barel per hari pada Mei mendatang.
Sebelumnya, IMF menurunkan perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi global hampir satu poin persentase penuh. Mereka mengatakan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina membuat ancaman inflasi semakin nyata dan berbahaya bagi banyak negara termasuk ekonomi global.
Proyeksi IMF itu meningkatkan kekhawatiran pasar atas prospek penurunan permintaan minyak sehingga membuat harganya tertekan.
source: cnn