KABAREKONOMI.ID, Jakarta -Inflasi Amerika Serikat makin panas membuat aset safe haven diburu termasuk perak. Harga perak dunia melambung, mencapai rekor tertinggi dalam satu bulan.
Pada Kamis (14/4/2022) pukul 8.30 WIB harga perak dunia tercatat US$ 25,7/ons, turun tipis 0,08% dibandingkan harga penutupan kemarin.
AS mencatatkan inflasi tahunan sebesar 8,5% pada Maret 2022, tertinggi sejak Desember 1981. Hal ini mendukung kenaikan harga emas.
Mengutip Biro Statistik Ketenagakerjaan AS, Selasa (12/4/2022), catatan inflasi itu pun berada di atas inflasi bulan sebelumnya dan ekspektasi dalam konsensus para ekonom sebesar 7,9% dan 8,4%.
Kondisi itu turut dipicu oleh gejolak geopolitik yang terjadi akibat serangan Rusia ke Ukraina.
Pasar tampak abai dengan konsekuensi kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh bank sentral AS, Federal Reserves/The Fed akibat inflasi yang terus melambung. Sehingga fokus pasar lebih ke inflasi dibanding kenaikan suku bunga.
Tingkat inflasi yang tinggi jadi sentimen positif bagi perak. Saat inflasi meningkat, nilai uang menjadi tergerus, membuat perak dipilih oleh investor untuk melindungi nilai asetnya.
Sebab, jumlah perak relatif terbatas karena jumlahnya tidak bisa bertambah dengan cepat sehingga harganya akan terus menguat, meski fluktuatif dalam gerak harian.
(catur/CNBC)