Home » HATI-HATI!! Ratusan Iklan Investasi yang Tawarkan ‘Cuan Gede’ Diblokir

HATI-HATI!! Ratusan Iklan Investasi yang Tawarkan ‘Cuan Gede’ Diblokir

by Tia
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan

KABAREKONOMI.ID, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut ada banyak entitas yang membuat iklan dan berpotensi membuat masyarakat rugi. Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan iklan ini biasanya menawarkan investasi dan keuntungan yang besar dan tidak masuk akal.

Dia menjelaskan regulator hingga Maret 2022 telah menutup ratusan iklan. “Sejak periode 1 Januari 2022 hingga 31 Maret 2022 itu saja sudah 244 iklan yang kami temukan melanggar ketentuan. Ada sekitar 6.684 iklan yang dipantau oleh OJK,” kata dia dalam konferensi pers, Senin (10/10/2022).

Kiki menjelaskan iklan-iklan tersebut menawarkan imbal hasil yang tak masuk akal dan bisa membuat masyarakat rugi. Apalagi saat ini masih ada masyarakat yang memiliki pengetahuan minim terhadap produk jasa keuangan.

“Biasanya menjanjikan keuntungan yang tidak masuk akal dan sebagainya. Ini pelanggaran iklan sektoral di perbankan sekitar 2,63%, IKNB 8,18%, dan pasar modal 17,31%,” jelas dia.

Selain itu ada juga iklan-iklan yang tidak akurat dan bisa menyesatkan konsumen. Oleh karena itu OJK bersinergi dengan berbagai pihak untuk menghentikan iklan investasi tersebut.

“Jenis pelanggarannya beberapa yang kita bisa kelompokan, serta tidak jelas karena bisa menyesatkan konsumen, menyesatkan calon konsumen, kemudian tidak akurat, data yang disampaikan tidak akurat,” ujarnya.

Saat ini OJK memiliki Chatbot dan modul literasi keuangan digital yang dapat mengakses data keluhan nasabah secara real-time dapat memantau lebih banyak potensi yang merugikan. Nantinya, konsumen dibantu untuk menyelesaikan keluhan mereka terkait layanan keuangan digital melalui kanal pengaduan konsumen yang tepat.

“Jadi dengan Chatbot ini akan lebih mengakselerasi pekerjaan kita kalau tadinya kita bisa memantau sekitar 6.684 mungkin ke depan akan lebih banyak lagi dan ini bisa dari percakapan medsos yang membicarakan ini dan itu dan kemudian dari perkembangan di masyarakat kita bisa pantau lebih detail lagi,” tambah dia.
(**)

Baca Juga