KABAREKONOMI.ID, Batam – Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau (Batam dan Tanjung Pinang) diketahui mengalami inflasi sebesar 0,16% (mtm).
Suryono, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau mengatakan Inflasi ini, didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau terutama beras, cabai merah, dan kangkung yang mengalami penurunan pasokan dari produsen.
Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga terutama sewa rumah, serta kelompok pendidikan turut menjadi komponen penyumbang inflasi.
“Sementara itu, inflasi tertahan oleh penurunan harga angkutan udara dengan normalisasi permintaan jasa pasca-momen liburan dan penurunan daging ayam ras, bawang merah, buncis, dan udang basah sejalan dengan melimpahnya pasokan dari sentra produsen,” jelasnya.
Secara spasial, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,1 7% (mtm) dan 0,02% (mtm).
“Dengan demikian, inflasi tahun kalender gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar 1,05 (ytd) dan tercatat sebagai inflasi tahun kalender terendah kelima se-Indonesia,” jelasnya.
Selanjutnya, inflasi tahunan mencatatkan inflasi sebesar 2,97% (yoy) atau masih terkencali dalam kisaran target inflasi nas onal 3,0+1%.
Inflasi yang terkendali tersebut merupakan hasil dari konsistensi, inovasi, dan sinergi dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di level provinsi maupun kabupaten dan kota se-Kepulauan Riau dalam melaksanakan Gerakan Nasicnal Pengendalian inflasi Pangan (GNPIP).
Pada bulan Agustus 2023, TAD terus melaksanakan koordinasi melalui HLM TPID dan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk memastikan kelancaran distribusi barang, kecukupan ketersediaan pasokan dan memantau pergerakan harga pangan. TFID juga telah menyelenggarakan lomba budidaya pangan di pekarangan antar KWT. (***)