Home » Inflasi hingga 0,47 Persen, Batam Peringkat Kedua Kota Se-Sumatera

Inflasi hingga 0,47 Persen, Batam Peringkat Kedua Kota Se-Sumatera

by Tia

KABAREKONOMI.ID, BATAM – Selama April 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kota Batam mengalami inflasi hingga 0,47 persen.

Dimana presentasi ini, Kota Batam berada pada posisi kedua untuk daerah tertinggi se-Sumatera yang mengalami inflasi setelah Pangkal Pinang.

“Tercatat, ada 24 kota di Sumatera dimana 15 kota diantaranya mengalami inflasi dan 9 kota mengalami deflasi. Dimana inflasi terendah berada di Kota Bukit Tinggi dan tertinggi di Kota Pangkal Pinang,” Jelas Aguskadaryanto, S.ST, Kepala BPS Kota Batam, Rabu (3/5/2023) pagi.

Sementara, tambahnya, Deflasi terendah berada di Kota Pekanbaru dan terdalam berada di Kota Meulaboh.

Agus juga mengatakaan, inflasi tersebut terjadi karena adanya kenaikan indeks kelompok pengeluaran yaitu: kelompok angkutan udara, emas, rokok , hingga bayam dan minyak goreng.

“Untuk komoditas pemicu deflasi diketahui berasal dari cabai merah, cabai rawit, kacang panjang, kentang, hingga tomat dan terong,” terangnya.

BPS Pusat juga mencatat, secara bulanan (mtm) inflasi April jauh lebih tinggi dibandingkan pada Maret 2023 yang tercatat 0,18 persen. Sebaliknya, inflasi tahunan (yeoy) jauh lebih kecil dibandingkan pada Maret 2023 yang tercatat 4,97 persen.

Kendati naik secara bulanan, inflasi April jauh lebih kecil dibandingkan proyeksi analis.

Secara historis, inflasi pada April (mtm) biasanya melandai karena ada panen raya.  Namun, momen Ramadan dan Lebaran membuat inflasi pada bulan lalu terbilang tinggi untuk April.

Sebagai catatan, umat Islam Indonesia mengawali puasa pada 22 Maret dan merayakan Hari Raya Idul Fitri pada 21/22 April 2022.

Bila melihat inflasi Maret (0,18%) dan inflasi April 2023 (0,33%) maka secara keseluruhan inflasi Ramadan dan Lebaran tahun ini mencapai 0,26%. Laju inflasi jauh lebih rendah dibandingkanenam tahun terakhir yakni 0,42%.

Harga beras memang masih naik dan menyumbang inflasi sebesar 0,02% tetapi andil inflasinya lebih kecil dibandingkan Maret 2023 yang tercatat 0,35% dan Februari sebesar 0,32%.

Harga cabai rawit dan sayur mayur yang biasanya melejit menjelang Lebaran juga tidak naik tinggi pada Lebaran tahun ini karena stok mencukupi.

Pada Lebaran tahun ini, harga cabai rawit malah turun dan menyumbang deflasi sebesar 0,05% dan cabai merah sebesar 0,03%.

Inflasi Transportasi dan Pakaian Kembali Melejit

Inflasi kelompok transportasi menembus 0,84% (mtm) pada April tahun ini atau tertinggi dari kelompok lainnya. Inflasi pada tarif angkutan udara menembus 0,14% dan memberi andil 0,06%. Andil tersebut adalah yang tertinggi dibandingkan komoditas lainnya.

Dalam empat tahun terakhi, tarif angkutan udara selalu menjadi penyumbang inflasi terbesar untuk periode Lebaran.

Di bawah kelompok transportasi, terdapat perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,68%) disusul dengan pakaian dan alas kaki yang mengalami inflasi 0,61%. Ketiga kelompok pengeluaran tersebut terkait erat dengan aktivitas Lebaran.

Margo menyebut kenaikan jumlah pemudik yang menggunakan banyaknya pemudik yang menggunakan transportasi pribadi serta angkutan umum membuat inflasi transportasi melonjak.

Secara historis, inflasi pada kelompok transportasi memang akan selalu melonjak karena tingginya permintaan pada jasa transportasi.

Kementerian Perhubungan memperkirakan pergerakan masyarakat meningkat 14,2% menjadi 123,8 juta orang pada tahun ini.

Sebanyak 27,32 juta orang menggunakan mobil pribadi, sebanyak 14,47 juta memakai kereta api, sebanyak 22,7 juta menggunakan bus, sementara 6,2 juta menggunakan pesawat. (omk)

Baca Juga