Home » Kabar Emiten Terupdate, Wajib Baca Kalau Mau Cuan

Kabar Emiten Terupdate, Wajib Baca Kalau Mau Cuan

by Tia

KABAREKONOMI.ID Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup terkoreksi pada perdagangan Rabu (02/11/2022), di tengah lesunya pasar saham global.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,52% ke posisi 7.015,69. IHSG lagi-lagi makin menjauhi level psikologisnya di 7.100.

Pada perdagangan sesi I hari ini, IHSG dibuka stagnan di posisi 7.052,3. Selang satu menit, IHSG terpantau melemah tipis. Sekitar 10 menit setelah dibuka, IHSG sempat menguat dan menembus level tertinggi hariannya di 7.074,23. Namun setelah menyentuh level tersebut, IHSG kembali berbalik arah ke zona merah hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini.

Bagaimana pergerakan IHSG pada Kamis (3/11/2022)? Yuk simak kabar emiten berikut ini!

PTBA & China Huadian Corporation Jajaki Pengembangan PLTB

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersama China Huadian Corporation (CHD) menjajaki pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas 1.300 MW di China Selatan dan pengembangan energi terbarukan lainnya di Indonesia. Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada Oktober lalu.

“Kerja sama dengan CHD merupakan salah satu langkah PTBA untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan. Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau sebelumnya,” kata Direktur Utama PTBA Arsal Ismail dalam keterangan tertulis, Rabu (2/11/2022).

Dia menambahkan bahwa dalam kerja sama ini PTBA memperoleh pengalaman mengembangkan PLTB sekaligus berkontribusi pada konservasi energi, pengurangan emisi, dan pembangunan berkelanjutan. Selain itu ini, PTBA ingin mempercepat pengembangan EBT di Indonesia.

“Kami mengharapkan ada transfer teknologi. Selain itu, kami ingin CHD dapat mengembangkan PLTB di Indonesia. Kami akan mencari lokasi-lokasi yang pas untuk pengembangan PLTB,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Direktur China Huadian Overseas Investment Co.,Ltd. (CHDOI) Fang Zheng dan Presiden Direktur Huadian Guangxi Energy Co.,Ltd. (CHDGX) Duan Xi Ming menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik rencana pengembangan PLTB bersama dengan PTBA di China serta rencana mengembangkan energi terbarukan di Indonesia.

“Seperti sebelumnya, kerja sama dengan PTBA telah terjalin dengan baik dalam pembangunan PLTU Sumsel-8. Kami berharap rencana kerja sama ini dapat berjalan lancar seperti yang diharapkan dengan dukungan dari Pemerintah China dan Pemerintah Indonesia,” kata Fang Zheng.

Untuk memperluas portofolio di bidang EBT, PTBA telah mengembangkan beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Melalui kerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero), PTBA membangun PLTS berkapasitas 241 kilowatt-peak (kWp) di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC) dan sudah beroperasi penuh sejak Oktober 2020.

PTBA juga bekerja sama dengan Jasa Marga Group untuk pengembangan PLTS di jalan-jalan tol. Pada 21 September 2022, PLTS berkapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp) di Jalan Tol Bali-Mandara telah selesai dibangun dan diresmikan.

Kemudian dalam acara SOE International Conference 2022 di Bali pada Oktober 2022, PTBA menjajaki potensi kerja sama pengembangan PLTS di lokasi operasional Semen Indonesia Group (SIG).

Adapun saat ini PTBA memiliki sejumlah lahan bekas tambang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan PLTS. Di antaranya lahan pasca tambang Ombilin di Sumatera Barat seluas 201 hektar, Tanjung Enim di Sumatera Selatan seluas 224 hektar, serta di Bantuas di Kalimantan Timur. Potensi PLTS di masing-masing lahan tersebut mencapai 200 Megawatt (MW).

Mandiri Mau Ngutang ‘Hijau’, Nilainya Gak Kaleng-Kaleng

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) membuka opsi untuk penerbitan surat utang (obligasi) berbasis wawasan lingkungan pada 2023 mendatang. Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Panji Irawan menyebut, hal itu untuk membiayai proyek-proyek berkelanjutan atau berwawasan lingkungan.

“Bank mandiri mendorong pengembangan produk ramah lingkungan,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (2/11/2022).
Panji memamparkan, perseroan akan menunggu akan skema green bond dan Environmental, Social, and Governance (ESG) Repo. Sebab, instrumen berkelanjutan saat ini mendapat antusiasme positif dari masyarakat.

“Ini salah satu instrumen yang kemungkinan besar akan kami manfaatkan. Tentu saja dengan melihat demand dari pasar untuk menyerap produk-produk ini,” ungkapnya.

Menurutnya, penerbitan utang nantinya akan melebihi dari total yang telah diterbitkan pada 2021 dan 2022 melalui green bond maupun ESG Repo yang secara total telah mencapai US$ 800 juta. Green bond sebesar US$ 300 juta untuk pembiayaan proyek berwawasan lingkungan, begitu pula dengan Repo ESG yang telah dieksekusi awal tahun ini sebesar US$ 500 juta.

“Berarti tahun depan kemungkinan akan bertambah dengan sesuai rencana kami di rencana bisnis bank tahun depan. Sangat potensi sekali kami menerbitkan baik bond maupun ESG repo,” sebutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, jika melihat tren saat ini, instrumen apapun berbasis proyek yang berkelanjutan sangat diminati oleh para investor. Apalagi, hal itu didukung oleh pemerintah dan telah dicanangkan dalam Presidensi G20.
“Tentunya kunci utama menciptakan ekonomi hijau membutuhkan kolaborasi seluruh pihak bukan hanya pelaku saja dan keuangan tapi pemerintah dan masyarakat,” pungkasnya.

Saham Bank Berguguran, Danamon (BDMN) Paling Boncos!

Deretan saham perbankan kompak mengalami penurunan pada perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Rabu, (2/11/2022).
Saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) menjadi yang terparah penurunannya dengan 200 poin (6,12%) ke level Rp 3.070 per saham. Tak hanya BDMN, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga melemah 325 poin (3,12%) ke posisi Rp 10.075 per saham.

Kemudian ada juga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang melemah 150 poin (1,60%) ke angka Rp 9.250 per saham. Bank BUMN lainnya yang juga merosot harga sahamnya adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang anjlok 50 poin (1,07%) ke harga Rp 4.610 per saham.
Founder & CEO Emtrade Ellen May menyebutkan alasan jebloknya saham perbankan karena tren kenaikan saham bank sudah ketinggian.

“Naiknya sudah ketinggian dan Amerika Serikat berencana kembali menaikkan suku bunga, sehingga investor profit taking,” tegas Ellen kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/11/2022).

Meski begitu, Ellen melihat ini hanya akan berlangsung sementara dan sangat wajar terjadi. Oleh karena itu, Ellen menyarankan pada para investor saham untuk wait and see terlebih dahulu.

“Buy on support dalam beberapa hari ke depan, jadi kesempatan untuk masuk,” pungkas Ellen.

Gila, Laba EMTK Meroket 2.454%, Gara-Gara Piala Dunia?

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) mencatat, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 2.454% menjadi Rp 5,67 triliun hingga kuartal III 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 217,11 miliar.

Sementara laba per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga naik menjadi Rp 91,10 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,72.

Mengutip laporan keuangannya, capaian laba tersebut berasal dari pendapatan yang naik sebesar 15,01% menjadi Rp 11,03 triliun dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 9,59 triliun.

Beban pokok pendapatan juga naik 24,04% menjadi Rp 8,26 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,6 triliun. Sehingga, laba kotor perseroan turun 5,5% menjadi Rp 2,76 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp 2,93 triliun.

Beban perseroan juga tercatat mengalami kenaikan, diantaranya beban penjualan menjadi sebesar Rp 184,94 miliar dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 94,31 miliar. Beban umum dan administrasi naik 28,7% menjadi Rp 2,03 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,58 triliun.

Selain itu, perseroan juga membukukan laba penjualan aset tetap Rp 2,42 miliar hingga September 2022. Kemudian, laba selisih kurs pun melonjak menjadi Rp 222,74 miliar dari sebelumnya yang sebesar Rp 21,03 miliar.

Namun, laba usaha tercatat Rp 735,41 miliar atau turun 41,7% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,26 triliun. Laba atas investasi bersih melonjak menjadi Rp 5,06 triliun sebelumnya yang sebesar Rp 275,11 miiliar.

EMTK sendiri merupakan pemegang hak siar Piala Dunia 2022 di Qatar yang akan mulai diselenggarakan pada bulan ini.
Laba Semen Indonesia Naik 18,9%, Ini 5 Top Sales-nya

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mencatat, laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga kuartal III-2022 naik 18,9% menjadi Rp 1,65 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,39 triliun.

Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni mengatakan, capaian tersebut berasal dari pendapatan per September 2022 yang sebesar Rp 25,28 triliun, beban pokok pendapatan sebesar Rp 17,94 triliun, sedangkan EBITDA tercatat sebesar Rp 5,73 triliun.

“Peningkatan kinerja perusahaan di tengah tantangan persaingan industri yang tinggi serta kenaikan harga bahan bakar dan energi. EBITDA absolut tercatat 0,6% lebih tinggi menjadi Rp5,73 triliun dan marjin EBITDA meningkat 0,1% menjadi 22,7%,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (2/11/2022).

Menurutnya, ditengah berbagai tantangan dan perubahan yang terjadi, perseroan secara berfokus pada strategi pengelolaan topline melalui pendekatan multibrand untuk mengoptimalkan marjin profitabilitas dengan pangsa pasar yang dominan.

Ia melanjutkan, secara berkelanjutan melakukan pengendalian biaya untuk mencapai operational excellence melalui optimalisasi produksi dan jaringan distribusi, serta penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan untuk mencapai target dekarbonisasi melalui penurunan clinker factor dan peningkatan thermal substitution rate (TSR).

Selain itu, Ia mengungkapkan, resiliensi tidak hanya dari capaian bisnis, tetapi juga operasional berkelanjutan yang menjadi daya saing Perusahaan. Hingga September 2022, perseroan telah menekan emisi karbon hingga 591 kg CO2/ton semen atau turun sebesar 2,1% atau setara 13 kg CO2/ton semen yang dikontribusikan dari penurunan clinker factor sebesar 1% menjadi 69,1%, dan peningkatan Thermal Substitution Rate (TSR) sebesar 1,6% menjadi 7,1%.

“Komitmen SIG pada upaya dekarbonisasi juga tercermin dalam Sustainability Framework yang menjadi acuan dukungan pendanaan untuk implementasi berbagai inisiatif keberlanjutan Perusahaan,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, fokus pada pengembangan produk untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang berbeda-beda. Komitmen ini didukung dengan memastikan kualitas terbaik dan telah memenuhi Standar Nasional Industri (SNI).

Selain memiliki lima merek semen yang kuat dan mendominasi pasar ritel di masing-masing wilayah yaitu Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix, serta Semen Andalas, produk SIG juga telah teruji untuk mendukung kebutuhan pembangunan proyek besar dan infrastruktur seperti konstruksi jalan, konstruksi penghasil energi, konstruksi pelabuhan dan konstruksi gedung.

“Perseroan telah menerapkan sertifikasi ISO 9000 Series untuk memastikan mutu dan kualitas produk. Bahkan, laboratorium uji Perusahaan telah terkalibrasi dengan baik dan ini terbukti dari hasil uji sampel laboratorium yang mendapatkan nilai cukup baik dari Cement Concrete Reference Laboratory (CCRL),” pungkasnya.

Hermawan Wijaya Terus Borong Saham BSD, Nilainya Segini

PT Paraga Artamida, yang merupakan pemegang saham pengendali emiten properti Grup Sinar Mas PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menambah kepemilikan sahamnya di perseroan.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (2/11/2022) Paraga Artamida membeli sebanyak 14.088.500 lembar saham BSDE di harga Rp 908,19 per saham pada rentang waktu 24-28 Oktober 2022.

Sebelum terjadinya transaksi, kepemilikan Paraga Artamida di BSDE sejumlah 7.302.514.764 lembar saham. Sementara setelah transaksi nilainya meningkat menjadi sebanyak 7.316.603.264 lembar saham.

Sepanjang tahun ini, Paraga Artamida setidaknya sudah tiga kali melakukan pembelian saham BSDE. Sebelumnya, mereka melakukan pembelian saham pada tanggal 1 hingga 8 September 2022.

Dalam keterangan tertulis, Hermawan Wijaya Direktur PT Paraga Artamida Senin (12/9/2022) menuturkan bahwa telah membeli sebanyak 18.057.200 lembar saham BSDE di harga Rp 926,63 per saham senilai Rp 16,7 miliar.

Paraga Artamida juga pernah melakukan pembelian saham BSDE sebanyak 35.238.800 lembar saham di harga Rp 935,1 per saham pada tanggal 22 hingga 31 Agustus 2022.

“Tujuan transaksi adalah untuk Investasi dengan kepemilikan saham langsung,” tuturnya.

Mengutip RTI, komposisi pemegang saham BSDE per hari ini adalah PT Paraga Artamida sebanyak 7.246.048.064 (34,23%), PT Ekacentra Usahamaju 5.425.964.486 (25,63%), masyarakat 8.241.382.562 (38,92%), dan saham treasury 257.970.700 (1,22%).

Misteri Sosok Penyelamat Bisnis Bakrie di BRMS dan JGLE

Emiten properti Grup Bakrie, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) menjual kepemilikan sahamnya di PT Jungleland Asia (JLA), pengelola taman rekreasi Jungleland Theme Park di Sentul, Bogor.

Perusahaan melepas 51,44% kepemilikan sahamnya lewat anak usaha mereka, PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE) kepada investor strategis, yakni PT Adiprotek Envirodunia.

Kabarnya, nilai transaksi penjualan saham tersebut mencapai Rp 251 miliar. Dengan transaksi ini, maka Adiprotek Envirodunia resmi menjadi pengendali di JLA, sementara JGLE kepemilikannya terdilusi menjadi 48,56%. Dengan begitu, JGLE tidak lagi menjadi pemegang saham pengendali dan mengkonsolidasikan laporan keuangan JLA.

Aksi korporasi ini juga dilakukan demi memenuhi komitmen restrukturisasi pinjaman JLA kepada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Bisnis Jungleland Theme Park sendiri terkena dampak pandemi Covid-19, dan secara pendapatan belum menunjukan perbaikan, namun memiliki biaya operasional dan beban bunga.

Menurut informasi manajemen perseroan, Senin (31/10/2022), jika tidak ada investor strategis masuk, Jungleland kabarnya bakal lepas 100% dari bisnis grup Bakrie.

Adapun Jungleland Asia menerbitkan 9,65 miliar saham baru seri B dengan nilai nominal Rp 26 per saham kepada Adiprotek Envirodunia atau setara dengan 51,44% dari total modal disetor dan ditempatkan JLA setelah penerbitan saham baru.

Kiprah Adiprotek Envirodunia di bisnis Grup Bakrie sendiri banyak mengundang tanda tanya. Siapa sebenarnya pemilik perusahaan yang bergerak di sektor industri kimia tersebut. Selain menyelamatkan JLA dari kebangkrutan, sebelumnya Adiprotek Envirodunia juga sempat memberikan pinjaman senilai US$ 30 juta ke bisnis Bakrie lainnya, yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia, PT. Adiprotek Envirodunia didirikan pada tahun 1991, dimulai dengan penyediaan dan pembuatan Produk Kimia Pembersih yang ramah lingkungan. Hingga kini masih menjadi misteri siapa sebenarnya orang dibalik Adiprotek Envirodunia yang banyak membantu bisnis grup Bakrie.

Rapor Kinerja Grup Astra, Siapa Yang Paling Cuan?

PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja moncer. Perusahaan mencatat pendapatan Rp 221,35 triliun pada kuartal III-2022, lompat 32% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 167,4 triliun.

Berdasarkan keterangan resmi, Senin (31/10/2022), laba bersih lompat 56% menjadi Rp 23,33 triliun pada periode tersebut. Namun, laba ini memperhitungkan keuntungan nilai wajar atas investasi pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Djony Bunarto Tjondro Presiden Direktur Astra International mengatakan kinerja Grup sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2022 cukup baik, terutama didukung oleh pemulihan ekonomi dan harga komoditas yang lebih tinggi.

“Kinerja bisnis pada sisa tahun ini diperkirakan akan tetap baik. Namun, prospek bisnis ke depan dapat menghadapi tantangan yang disebabkan oleh tingkat inflasi yang lebih tinggi, meningkatnya suku bunga dan tekanan ekonomi makro global,” jelas Djony dalam keterangan resmi, Rabu (2/11/2022).

Laba bersih Grup pada sembilan bulan pertama tahun 2022 lebih tinggi 56% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Adapun laba bersih divisi otomotif Grup meningkat 23% menjadi Rp 6,8 triliun, mencerminkan volume penjualan yang lebih tinggi. Adapun rinciannya, penjualan mobil nasional meningkat 21% menjadi 758.000 unit pada sembilan bulan pertama tahun 2022 berdasarkan data Gaikindo. Penjualan mobil Astra meningkat 20% menjadi 413.000 unit, dengan pangsa pasar yang stabil sebesar 55%. Sebanyak 27 model baru dan 21 model revamped telah diluncurkan sepanjang periode tersebut.

Penjualan sepeda motor secara nasional menurun 4% menjadi 3,6 juta unit pada sembilan bulan pertama tahun 2022 berdasarkan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. PT Astra Honda Motor, yang sempat mengalami gangguan sementara atas pasokan semikonduktor, mencatat penurunan penjualan 8% menjadi 2,7 juta unit. Tiga model baru dan sembilan model revamped telah diluncurkan sepanjang periode tersebut.

Untuk bisnis komponen otomotif Grup dengan kepemilikan 80%, PT Astra Otoparts Tbk, mencatatkan laba bersih sebesar Rp 832 miliar, meningkat 86% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari segmen pabrikan (original equipment manufacturer) dan pasar suku cadang pengganti (replacement market).

Di segmen jasa keuangan, laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 30% menjadi Rp 4,4 triliun selama sembilan bulan pertama 2022, disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen. Nilai pembiayaan pada bisnis pembiayaan konsumen Grup mengalami peningkatan sebesar 23% menjadi Rp74,4 triliun.

Kontribusi laba bersih dari perusahaan Grup yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat sebesar 41% menjadi Rp 1,3 triliun, yang disebabkan karena jumlah pembiayaan yang lebih besar. Kontribusi laba bersih dari PT Federal International Finance yang fokus pada bisnis pembiayaan sepeda motor juga meningkat sebesar 43% menjadi Rp 2,3 triliun, terutama karena provisi kerugian pinjaman yang lebih rendah.

Total pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan Grup yang fokus pada pembiayaan alat berat meningkat 81% menjadi Rp 8,1 triliun. Kontribusi laba bersih dari bisnis ini meningkat 45% menjadi Rp71 miliar, terutama karena jumlah pembiayaan yang lebih besar.

PT Asuransi Astra Buana, perusahaan asuransi umum Grup, mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 9% menjadi Rp 932 miliar, disebabkan pendapatan underwriting dan hasil investasi yang lebih tinggi. Perusahaan asuransi jiwa Grup, PT Asuransi Jiwa Astra mencatatkan peningkatan premi bruto (gross written premium) sebesar 3% menjadi Rp 4,1 triliun.

Sementara itu, laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup meningkat 105% menjadi Rp 9,5 triliun, terutama disebabkan peningkatan kontribusi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara, yang seluruhnya diuntungkan oleh harga komoditas yang lebih tinggi.

Penjualan Naik, KRAS Cetak Laba Rp 1,28 T di Kuartal III

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) mencatatkan laba bersih sebesar US$ 82,17 juta atau setara dengan Rp 1,28 triliun hingga kuartal III-2022.

“Laba ini naik 38% dibandingkan dengan laba di periode yang sama pada 2021 yaitu sebesar US$ 59,55 juta,” ungkap Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dikutip dari siaran pers, Rabu (2/11/2022).

Silmy menambahkan bahwa volume penjualan produk baja Hot Rolled Coil dan Cold Rolled Coil Krakatau Steel mengalami peningkatan 6,9% menjadi total 1.492.885 ton dibandingkan di periode sama pada 2021 yang sebesar 1.396.498 ton.

“Krakatau Steel mencatatkan nilai penjualan sebesar US$ 1,84 miliar atau setara dengan Rp 28,62 triliun di kuartal III-2022 ini. Jumlah ini meningkat 14,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 1,61 miliar atau setara dengan Rp 25,14 triliun,” lanjut Silmy.
Silmy menjelaskan Krakatau Steel terus berupaya untuk memaksimalkan kinerja hingga akhir 2022 agar dapat terus meningkatkan tren positif pencapaian kinerja yang sudah berhasil dicapai sejak 2020.

“Ini tahun ketiga Krakatau Steel membukukan keuntungan berturut-turut. Dan kami yakin ke depan akan semakin baik,” pungkas dia.
PTBA & China Huadian Corporation Jajaki Pengembangan PLTB

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersama China Huadian Corporation (CHD) menjajaki pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas 1.300 MW di China Selatan dan pengembangan energi terbarukan lainnya di Indonesia. Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada Oktober lalu.

“Kerja sama dengan CHD merupakan salah satu langkah PTBA untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan. Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau sebelumnya,” kata Direktur Utama PTBA Arsal Ismail dalam keterangan tertulis, Rabu (2/11/2022).

Dia menambahkan bahwa dalam kerja sama ini PTBA memperoleh pengalaman mengembangkan PLTB sekaligus berkontribusi pada konservasi energi, pengurangan emisi, dan pembangunan berkelanjutan. Selain itu ini, PTBA ingin mempercepat pengembangan EBT di Indonesia.

“Kami mengharapkan ada transfer teknologi. Selain itu, kami ingin CHD dapat mengembangkan PLTB di Indonesia. Kami akan mencari lokasi-lokasi yang pas untuk pengembangan PLTB,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Direktur China Huadian Overseas Investment Co.,Ltd. (CHDOI) Fang Zheng dan Presiden Direktur Huadian Guangxi Energy Co.,Ltd. (CHDGX) Duan Xi Ming menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik rencana pengembangan PLTB bersama dengan PTBA di China serta rencana mengembangkan energi terbarukan di Indonesia.

“Seperti sebelumnya, kerja sama dengan PTBA telah terjalin dengan baik dalam pembangunan PLTU Sumsel-8. Kami berharap rencana kerja sama ini dapat berjalan lancar seperti yang diharapkan dengan dukungan dari Pemerintah China dan Pemerintah Indonesia,” kata Fang Zheng.

Untuk memperluas portofolio di bidang EBT, PTBA telah mengembangkan beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Melalui kerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero), PTBA membangun PLTS berkapasitas 241 kilowatt-peak (kWp) di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC) dan sudah beroperasi penuh sejak Oktober 2020.

PTBA juga bekerja sama dengan Jasa Marga Group untuk pengembangan PLTS di jalan-jalan tol. Pada 21 September 2022, PLTS berkapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp) di Jalan Tol Bali-Mandara telah selesai dibangun dan diresmikan.

Kemudian dalam acara SOE International Conference 2022 di Bali pada Oktober 2022, PTBA menjajaki potensi kerja sama pengembangan PLTS di lokasi operasional Semen Indonesia Group (SIG).

Adapun saat ini PTBA memiliki sejumlah lahan bekas tambang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan PLTS. Di antaranya lahan pasca tambang Ombilin di Sumatera Barat seluas 201 hektar, Tanjung Enim di Sumatera Selatan seluas 224 hektar, serta di Bantuas di Kalimantan Timur. Potensi PLTS di masing-masing lahan tersebut mencapai 200 Megawatt (MW).

Laba Harum (HRUM) Semakin Harum, Terbang 532% Jadi Rp 3,6 T

PT Harum Energy Tbk (HRUM) hingga kuartal III 2022 membukukan laba bersih senilai US$ 237,43 juta atau setara Rp 3,67 triliun, melejit 532,54% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 37,53 juta.

Laba bersih per saham dasar HRUM ikut terkerek menjadi US$ 0,01844 dari sebelumnya hanya US$ 0,00297.

Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia, Rabu (2/11/2022), kenaikan laba bersih HRUM sejalan dengan kenaikan pendapatan. Per akhir September 2022, HRUM membukukan pendapatan senilai US$ 702,79 juta. Realisasi ini melesat 241,91% dari realisasi pendapatan pada periode yang sama tahun 2021 yang hanya US$ 205,54 juta.

Pendapatan HRUM terdiri atas pendapatan dari kontrak dengan pelanggan senilai US$ 692,93 juta dan pendapatan sewa senilai US$ 9,85 juta.
Adapun penjualan batubara ke pasar ekspor mendominasi pendapatan HRUM, yakni mencapai US$ 618,93 juta. Sementara penjualan batubara ke pasar lokal sebesar US$ 73,99 juta.

Pelanggan yang memiliki transaksi melebihi 10% dari jumlah pendapatan neto adalah kepada China Huaneng Group Fuel Co Ltd senilai US$ 141,89 juta dan Jera Global Markets Pte Ltd. senilai US$ 125,66 juta.

Hanya saja, sejumlah beban HRUM turut naik seiring naiknya pendapatan. Misalkan, beban pokok pendapatan dan beban langsung yang naik 156% menjadi US$ 265.56 juta dari sebelumnya US$ 103,74 juta. Beban penjualan juga naik 447,96% dari semula US$ 11,43 juta menjadi US$ 62,64 juta.
BNI Kucurkan Kredit Rp 250 M Untuk Pembuat Kacang Garuda

PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) baru saja mendapatkan fasilitas kredit sebesar Rp 250 miliar dengan suku bunga JIBOR 1 bulan +1,3%. Berdasarkan keterbukaan informasi, Rabu (2/11/2022), perjanjian fasilitas kredit ini dilakukan pada 28 Oktober 2022.

“Pemberian fasilitas kredit yang diberikan oleh BNI kepada perseroan tanpa jaminan kebendaan (clean basis),” jelas keterbukaan informasi.
Adapun GOOD menyebutkan tujuan dari pembiayaan ini untuk pembiayaan kembali (refinancing) pengeluaran belanja modal atau capital expenditure (capex) 2021 dan belanja modal periode berikutnya, serta pengeluaran rutin operasional perseroan.

GOOD memutuskan untuk melakukan pendaan dalam rangka terus mencari terobosan yang lebih baik agar efisien namun tetap menjaga kualitas untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham.

“Perolehan kredit ini akan menunjang secara langsung pengembang usaha perseroan dari waktu ke waktu,” ungkap manajemen dalam keterbukaan informasi.

Adapun jangka waktu fasilitas ini adalah lima tahun sejak penandatangan perjanjian. Perseroan juga memastikan kalau transaksi material ini bukan merupakan transaksi afiliasi sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan.

Garuda Food merupakan perusahaan yang bergerak di industri makanan dan minuman. Sejumlah nama menjadi pemegang saham perusahaan ini, termasuk pengusaha Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto. Ia merupakan pengendali sekaligus pemegang 7,56% saham Garuda Food.
Sudhamek sempat masuk daftar 50 konglomerat Indonesia versi Forbes dengan nilai kekayaan Rp 14,18 triliun.

Racikan Portofolio Ini Bikin Sandiaga Uno Makin Tajir

Emiten Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatat laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham hingga kuartal III 2022 sebesar Rp 7,14 triliun. Laba tersebut turun 49,25% dibandingkan perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 14,07 triliun.
Namun, secara kuartalan, pada kuartal III ini Saratoga sukses mencatat laba bersih Rp 3,8 triliun berbalik arah dari rugi bersih sebesar Rp 253 miliar pada kuartal II tahun ini.

Setidaknya terdapat tujuh investasi milik Saratoga di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam berbagai sektor. Untuk sektor komoditas, SRTG memegang 4.423.174.297 lembar saham PT Merdeka Copper Gold (MDKA) atau tingkat kepemilikan sebesar 18,34% hingga 30 September 2022.

Selain itu, SRTG juga memiliki 10% atau setara 306.666.000 emiten penyedia gas industri, PT Aneka Gas Industri Tbk. (AGII). Saratoga juga memegang sebanyak 14.045.425.500 saham atau 43,91% PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melalui entitas anaknya PT Adaro Strategic.

Selanjutnya, SRTG juga memiliki 2.530.083.541 saham secara langsung pada emiten otomotif PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX). Dengan porsi kepemilikan 56,69%, Saratoga juga merupakan pengendali saham perusahaan tersebut.

Pada sektor investasi, SRTG juga memegang saham pengendali pada PT Provident Investasi Bersama Tbk. (PALM). Belum lama ini, perusahaan yang dulunya bernama PT Provident Agro tersebut resmi berganti pengendali.

Winato Kartono sendiri pernah menjabat sebagai Komisaris di entitas Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), sebelum akhirnya mengundurkan diri pada Maret 2022 lalu. Winato juga berinvestasi bersama Saratoga Investama Sedaya di TBIG.

Selanjutnya, SRTG juga memiliki investasi pada PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TOWR). Kepemilikan saham Saratoga Investama pada TBIG secara tidak langsung melalui Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd sebesar 16.617.514.923 atau setara 73,34%. Saratoga juga tercatat memegang 173.913.000 atau 6,97% saham emiten konstruksi PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA).

Teranyar, perusahaan rumah sakit grup Saratoga, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk. atau Primaya Hospital akan melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO dengan harga penawaran antara Rp 900 – Rp 950 per saham.

Baca Juga