KABAREKONOMI.ID, BATAM – Stabilitas Keuangan di Provinsi Kepulauan Riau terjaga dengan stabil, dan Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berkomitmen untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dengan terus mendorong peran Sektor Jasa Keuangan dalam memacu pertumbuhan di Kepri.
Kepala OJK Provinsi Kepulauan Riau, Rony Ukurta Barus mengatakan, sampai dengan Desember 2021 perkembangan sektor jasa keuangan Perbankan baik bank umum maupun BPR, di Provinsi Kepulauan Riau cukup stabil.
Dimana hal ini terlihat dari peningkatan secara year to year (yoy), mulai dari peningkatan aset sebesar 9,60 persen, DPK (Dana Pihak Ketiga) sebesar 8,61 persen demikian juga Kredit mengalami peningkatan sebesar 6,82 persen.
“Kredit Perbankan pada Februari 2022 didominasi oleh kredit produktif dengan total penyaluran sebesar Rp25,450 miliar atau sebesar 56,18 persen dari total kredit,” terangnya.
Sektor ekonomi dengan penyaluran kredit terbesar adalah, tambahnya, Sektor Ekonomi Untuk Pemilikan Rumah Tangga Lainnya (termasuk pinjaman multiguna,red) dengan total penyaluran sebesar Rp8.241 miliar atau sebesar 26,53 persen dari total kredit.
Perkembangan Industri Jasa Keuangan Non Bank (IKNB) di Kepulauan Riau pada posisi Februari 2022, menunjukkan pertumbuhan yang cukup positif ditengah masa pandemi Covid-19.
Kinerja Perusahaan Pembiayaan bertumbuh positif, tercermin dari meningkatnya nilai piutang pembiayaan sebesar 1,63 persen menjadi sebesar Rp3.296 miliar dan membaiknya rasio NPF sebesar 0,52 persen (yoy).
Premi asuransi jiwa meningkat menjadi sebesar Rp1.660 miliar atau 27,30 persen (yoy).
Demikian juga dengan asuransi umum yang tumbuh menjadi sebesar Rp401 miliar atau sebesar 6,04% (yoy). Pelaku usaha Pergadaian di Kepulauan Riau juga bertumbuh baik secara entitas dan kinerja keuangan selama periode tahun 2021 dimana terdapat penambahan 5 entitas perusahaan gadai swasta menjadi 9 entitas (gadai persero dan gadai swasta).
“Sampai dengan bulan Desember 2021, jumlah rekening investasi reksadana dan saham meningkat signifikan secara year to year (yoy). Jumlah rekening reksadana tumbuh menjadi sebanyak 36.358 atau sebesar 99,19 persen,” terangnya.
Demikian juga jumlah rekening saham tumbuh menjadi sebanyak 21.244 atau sebesar 109,16 persen. Pada Februari 2022, jumlah investor pasar modal di Kepulauan Riau menunjukkan peningkatan yang tercermin pada pertumbuhan SID (Single Investor Identification posisi Februari 2022 sebesar 6,03% (ytd).
Sampai dengan Januari 2022, jumlah kantor bank Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebanyak 36 kantor bank umum dan 46 kantor BPR/S. Sedangkan IKNB (Industri Keuangan Non Bank) terdiri dari 9 Perusahaan Gadai, 2 Perusahaan Penjaminan, 58 Perasuransian, 2 Perusahaan Pialang Asuransi dan 33 Perusahaan Pembiayaan.
Sedangkan di pasar modal terdiri dari 9 Perusahaan Efek, 17 APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana), 2 Manajer Investasi, 3 Emiten serta 6 Galeri Investasi.(ihl)