Suyono memaparkan sampai dengan 2023 lalu, pertumbuhan ekonomi Batam melejit hingga 7,04% dibandingkan 2022 sebesar 6,84%. Pertumbuhan itu di atas rata-rata nasional dan Provinsi Kepri.
Tiga sektor utama penyumbang pertumbuhan masih didominasi oleh industri pengolahan, kontruksi, dan jasa perdagangan. Namun secara presentase, pertumbuhan sektor pengadaan listrik dan energi mengalami pertumbuhan positif yang cukup tinggi pada dua tahun terakhir yaitu pada kisaran 15,88% (2022) dan 9,10% (2023).
Pertumbuhan ekonomi Batam dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan dipicu oleh pertumbuhan 8 sektor unggulan yaitu industri pengolahan, konstruksi, jasa perdagangan, jasa keuangan, informasi komunikasi, transportasi pergudangan, pengadaan listrik dan gas, dan akomodasi.
Kota Batam termasuk kota dengan tingkat recovery yang cepat pasca pandemi covid pada 2020-2021 lalu. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan sektor konsumsi rumah tangga, investasi, dan belanja pemerintah memberi kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi kota ini setiap tahunnya.
“Bagi industri manufaktur, ketersediaan energi yang handal merupakan sebuah keharusan. Untuk itu bagi PLN Batam, kualitas pelayanan yang semakin baik merupakan salah satu aspek bagi peningkatan daya saing iklim investasi di Batam. Kualitas pelayanan termasuk di dalamnya, menjaga kahandalan pasokan, kemudahan dalam pemasangan baru, dan tarif yang kompetitif,” tegas Suyono.