Home » Masih 90,8 Persen, BP Batam Gesa Penyelesaian Pekerjaan Proyek IPAL

Masih 90,8 Persen, BP Batam Gesa Penyelesaian Pekerjaan Proyek IPAL

by bahar

KABAREKONOMI.ID, BATAM – Badan Pengusahaan (BP) Batam terus menggesa pengerjaan proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Proyek tersebut, terus digesa hingga bisa beroperasi pada Juli 2023 mendatang.

General Manager Pengelolaan Lingkungan Badan Pengusahaan (BP) Batam, Iyus Rusmana, menjelaskan, pada proyek IPAL terdapat 4 item pengerjaan.

Mulai dari pembangunan gedung IPAL, 5 stasiun pompa, sambungan ke rumah warga hingga pembangunan jaringan pipa.

”Totalnya sekarang baru sekitar 90,8 persen,” ujarnya.

Ia menjelaskan, progres tersebut meliputi bangunan gedung IPAL yang selesai 100 persen. Serta, 5 stasiun pompa yang juga sudah selesai 100 persen.

Pengerjaan proyek IPAL hanya tinggal merampungkan jaringan pipa utama yang progresnya sudah mencapai 93,8 persen dan sambungan ke 11.000 rumah yang progresnya mencapai 69,4 persen.

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

”Sambungan ke rumah itu banyak yang belum karena pipa utama belum selesai semua. Tinggal kurang lebih sekitar 3,7 kilometer lagi,” jelasnya.

Ia melanjutkan, tindak lanjut penyelesaian proyek setelah tinjauan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Pusat selesai, akan dilakukan adendum perpanjangan waktu dan tambahan biaya.

Adapun, perpanjangan waktu dan tambahan biaya itu telah disetujui oleh Economic Development Cooperation Fund (EDCF) Korea sampai Desember 2022.

”Penyelesaian 3,7 kilometer pipa utama di tujuh lokasi dilakukan hingga November 2022,” bebernya.

Kemudian, dilanjutkan untuk penyelesaian sambungan ke 11.000 rumah pada September 2022, dan tes pengujian operasional atau commissioning akan dimulai dari Januari hingga Juni 2023.

”Status pekerjaan saat ini sedang finalisasi adendum kontrak. Ditargetkan mulai operasi pada Juli 2023,” ungkapnya.

IPAL berfungsi untuk menampung limbah-limbah domestik atau rumah tangga. Limbah-limbah dari rumah warga tersebut akan dikumpulkan ke stasiun pompa sebelum dialirkan ke waste water treatment plant (WWTP) di Bengkong Sadai.

Limbah domestik akan dinetralisir di Food Chain Reactor (FCR) menggunakan bakteri yang akan memakan zat pencemar dalam air limbah akan diolah menjadi pupuk siap pakai dan air baku.(*)

Baca Juga