KABAREKONOMI.ID, BATAM – Pergeseran kebiasaan masyarakat dalam melakukan pembayaran menggunakan transaksi digital telah menjadi hal yang lumrah dalam transaksi ekonomi di masa kini, karena dianggap lebih cepat, mudah, sekaligus murah.
Salah satu pembayaran digital yang kini sering digunakan adalah Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Seiring dengan upaya regulator dan industri keuangan mendorong inklusi keuangan nasional, penggunaan QRIS pun kian meningkat.
Kantor perwakilan Bank Indonesia Provisi Kepri mencatat, hingga triwulan I 2022, jumlah merchant QRIS di Provinsi Kepri mencapai 137.272 merchant.
Atau meningkat 10,28 persen dibandingkan akhir tahun 2021, dengan jumlah merchant QRIS sebanyak 124.472 merchant.
“Jumlah yang terus tumbuh ini, menunjukkan bahwa QRIS semakin mudah diakses oleh masyarakat untuk berbelanja di manapun,” terang Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Musni Hardi Kasuma Atmaja di sela-sela Bincang Sore Bank Indonesia perwakilan Kepri Bersama Media di Labers Cafe, Batam Center, Kamis (21/4/2022) sore.
Sementara itu, tambahnya, dari sisi pengguna sampai dengan Februari 2022 terdapat penambahan jumlah pengguna baru sebanyak 56.600 pengguna, atau meningkat sebesar 92,65% dibanding akhir tahun 2021 yang tercatat sebesar 61.086 pengguna.
“Secara kumulatif, pengguna QRIS di Provinsi Kepri telah mencapai 117.686 pengguna,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia perwakilan Kepri terus mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan pembayaran secara non-tunai khususnya melalui QRIS.
Selain lebih efisien dan aman, pembayaran secara non-tunai juga dapat membantu UMKM naik kelas, dengan memudahkan dalam pencatatan keuangan sehingga semakin mendekatkan UMKM dengan akses pembiayaan.
Dari sisi pengguna, QRIS juga memberikan berbagai kemudahan dan kepraktisan. Masyarakat tidak perlu lagi membawa uang tunai dalam jumlah besar tetapi cukup melakukan scan pada QRIS pada merchant melalui gawai masing-masing. (dan)