Home » Mewaspadai Kenaikan Harga, Ketua DPRD Batam Ajak Lintas Sektoral Turut Mengendalikan Inflasi Daerah

Mewaspadai Kenaikan Harga, Ketua DPRD Batam Ajak Lintas Sektoral Turut Mengendalikan Inflasi Daerah

by Tia
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam Nuryanto

KABAREKONOMI.ID, BATAM – Sebagai salah satu cara dalam membantu pengendalian inflasi di daerah, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam, Nuryanto SH MH mengajak semua pihak untuk bisa bekerja sama membantu masyarakat dalam menghadapi kondisi ini.

Hal ini juga sejalan dengan imbauan yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar seluruh Kepala Daerah di tingkat Provinsi, Kota dan Kabupaten untuk membantu masyarakat yang terdampak penyesuaian BBM. Dan mengakibatkan peningkatan Inflasi.

Untuk itu, Politisi PDI Perjuangan ini pun meminta kepada institusi terkait khususnya Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan sesering mungkin melakukan operasi pasar kebutuhan pokok atau sembako, guna mencegah terjadinya kenaikan inflasi akibat harga barang bergerak naik.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam Nuryanto
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam Nuryanto

“Harapan kami di legislatif, Pemerintah Daerah di Batam melalui dinas-dinasnya bisa melakukan operasi pasar untuk memastikan angka inflasi tidak semakin meningkat. Terlebih lagi dalam beberapa bulan ke depan sudah akan memasuki Bulan Suci ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri,” tegas pria yang akrab disapa Cak Nur ini.

Meski terbilang masih awal, tambahnya, kewaspadaan dini untuk mencegah inflasi ini sangat penting.

Selain itu, DPRD Kota Batam juga sangat berharap agar pasokan distribusi aneka barang kebutuhan pokok bisa mencukupi dan terkendali. Dan memastikan bahwa tidak ada oknum nakal yang sengaja melakukan penimbunan barang.

“Kita juga nanti akan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk sama-sama melakukan pengendalian inflasi secara bersama-sama,” tegas Cak Nur.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku sangat optimis, inflasi Republik Indonesia akan jauh menurun dibandingkan dengan tahun lalu. Ia memastikan, inflasi akan berada di bawah angka 4 persen.

“Tahun ini kami akan memastikan inflasi inti akan berada di bawah 4 persen, sesuai Target kami. Lebih cepat dari yang kami harapkan dan kami inginkan sebelumnya. Kami berjanji inflasi inti akan di bawah 4%,” ujar Perry, dalam Annual Investment Forum 2023, Kamis (26/1/2023).

Perry memproyeksikan angka inflasi RI di 2023 ini jauh di bawah prediksi global yang masih di atas 5 persen. Skenario dasar atau baseline BI untuk inflasi 2023 ini sebesar 3,6 persen, dengan perkiraan tertingginya mencapai 3,7 persen.

“Kita bersyukur dibandingkan dengan inflasi global 5,2persen tahun ini, dan dibandingkan dengan negara lain. Begitu banyak yang bisa kita syukuri di Indonesia,” ujarnya.

ilustrasi inflasi

Sementara pada 2024 mendatang, ia juga optimis, inflasi akan semakin turun. Perry mengatakan, pihaknya memprediksikan inflasi akan turun ke 2,5 persen.

Rasa optimisnya ini muncul dengan berkaca pada kinerja ekonomi RI dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, RI dapat menjadi salah satu negara dengan kinerja terbaik di dunia dalam beberapa tahun terakhir.

Perry menyampaikan, Indonesia telah mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,7 persen pada kuartal III 2022. Tidak hanya itu, secara keseluruhan, ia memproyeksikan 2022 pertumbuhan RI mencapai 5,2 persen. Dan ia bersyukur akan hal itu.

“Kami bersyukur. Lihatlah ke sekeliling kita. Di mana kita dapat menemukan pertumbuhan ekonomi 5,7 persen dan 5,2 persen. Kami bersyukur atas ekspor, investasi dalam negeri juga meningkat,” kata Perry.

Sedangkan untuk 2023 ini, Perry memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI akan mencapai angka 4,5-5,3 persen, dengan baseline di 4,9 persen. Ia yakin target ini akan tercapai dengan dorongan dari pergerakan mobilitas domestik pasca pencabutan PPKM.

Sementara untuk 2024 mendatang, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI akan berada pada rentang 4,7-5,5 persen, dengan skenario dasar pada angka 5,1% dan berkemungkinan naik hingga 5,2 persen. (omk)

Baca Juga