KABAREKONOMI.ID, Batam – Badan Pengusahaan (BP) Batam, melalui Badan Usaha Pelabuhan (BUP) terus berupaya meningkatkan aktivitas kegiatan bongkar muat barang di Pelabuhan Batu Ampar Batam.
Hal ini dilakukan dengan telah dimulainya beragam proyek pembangunan dan revitalisasi Pelabuhan Batu Ampar yang terus berlanjut dan berjalan hingga saat ini.
Nantinya, Pelabuhan Batu Ampar akan dijadikan hub logistik internasional sehingga menjadi salah satu pusat kegiatan bongkar muat barang ‘tersibuk’ di Batam. Hal ini didasarkan pada letak geografis yang dimiliki Batam yagn sangat strategis di Selat Malaka yang banyak dilalui kapal.
Dan saat ini tercatat, 90 persen kegiatan ekspor dan impor di wilayah Provinsi Kepri, khususnya Batam masih dilakukan melalui pelabuhan. Secara nilai (value), hampir 60 sampai 64 persen prosesnya dilakukan di Pelabuhan Batu Ampar, Batam.
“Dengan kata lain, Pelabuhan Batu Ampar masih menjadi pelabuhan utama jika dinilai dari nilai ekpornya,” terang Dendi Gustinandar, Direktur Badan Usaha Pelabuhan BP Batam saat bincang-bincang santai dengan awak media beberapa waktu lalu.
Untuk itu, tambahnya, BP Batam memiliki beberapa prioritas untuk melakukan pembangunan dari sisi infrastruktur hingga pelayanan. Salah satunya pendalaman alur pelabuhan Batu Ampar.
“Saat ini, pembangunan kontainer yard tahap kedua akan selesai pada akhir tahun ini. Begitu juga kedalaman alur di sekitar pelabuhan. Diprediksi Desember 2022 ini selesai,” tambahnya.
Selain itu, BP Batam juga tengah fokus dalam meningkatkan infrastruktur guna merubah proses bisnisnya. Sehingga nantinya pengelolaannya akan sama dengan pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Singapura. Jika itu semua seelsai dilaksanakan maka pelabuhan batu ampar akan berubah nama menjadi Terminal Peti Kemas Batam.
Sehingga, dengan pembangunan saat ini, diharapkan Pelabuhan Batu Ampar sendiri bisa melaksanakan bongkar muat peti kemas sama dengan pelabuhan modern seluruh dunia.
Sebagaimana diketahui, aktivitas bongkar muat di pelabuhan Batu Ampar setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan secara signifikan.
Berdasarkan data yang ada, di 2021 telah mencapai 611.192 TEUs. Dengan rincian, 465.961 TEUs luar negeri dan 145.231 TEUs dalam negeri. Nilai ini terbilang mengalami peningkatan hingga 17,8 persen jika dibandingkan tahun 2020 dengan jumlahnya mencapai 518.682 TEUs.
Dan sepanjang tahun 2022 antara Januari hingga Oktober , diketahui jumlahnya telah mencapai 480.513 TEUs.
Sementara untuk lalu lintas kapas di tersus diketahui mencapai 7.669 call di sepanjang Januari hingga Oktober 2022 atau naik 14 persen dibandingkan momen yang sama di tahun 2021 yang hanya mencapai 6.717 call.
Sementara untuk kategori Gross Ton (GT) di ketahui mencapai 15.775.881 GT atau naik 32 persen di tahun 2022 dibandingkan 2021 yang hanya mencapai 11.934.100 GT. (ilm)