KABAREKONOMI.ID, Jakarta – Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.355 per dolar AS pada Rabu (20/4) pagi. Mata uang Garuda melemah 15 poin atau 0,1 persen dari Rp14.340 per dolar AS pada Selasa (19/4).
Rupiah berada di zona merah bersama mata uang Asia lainnya, seperti ringgit Malaysia yang melemah 0,85 persen, won Korea Selatan minus 0,31 persen, yen Jepang minus 0,3 persen, dan yuan China minus 0,23 persen.
Lalu, baht Thailand melemah 0,14 persen, dolar Singapura minus 0,09 persen, peso Filipina minus 0,02 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,01 persen. Sementara mata uang utama negara maju bergerak variasi.
Rubel Rusia melemah 0,19 persen dan franc Swiss minus 0,12 persen. Sementara euro Eropa stagnan. Sedangkan poundsterling Inggris menguat 0,16 persen, dolar Australia 0,13 persen, dan dolar Kanada 0,01 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah di kisaran Rp14.320 sampai Rp14.360 per dolar AS pada hari ini. Faktor utama datang dari kenaikan tingkat imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treasury bertenor 10 tahun ke level 2,9 persen.
Hal ini merupakan kenaikan tertinggi lebih dari tiga tahun terakhir. Kenaikan yield US Treasury langsung mengerek dolar AS.
“Indeks dolar AS dan yield obligasi pemerintah AS makin naik,” ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 4,4 persen menjadi 3,6 persen pada tahun ini. Sebab, perang Rusia-Ukraina masih terus berlangsung.
source: cnn