Home » Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS, Kamis 4 Agustus 2022

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS, Kamis 4 Agustus 2022

by catur

KABAREKONOMI.ID, Jakarta – Nilai tukar rupiah diprediksi terimpit penguatan dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (4/8/2022).

Kemarin (3/8/2022), mata uang Garuda ditutup melemah 0,15 persen atau 11,50 poin sehingga parkir di posisi Rp14.911,50 per dolar AS. Mayoritas mata uang Asia juga berakhir lesu.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam dalam riset harian mengatakan, beberapa negara berkembang mulai meningkatkan utangnya akibat pandemi Covid-19, akibat kenaikan harga pangan dan energi. Sekitar lebih dari 30 negara terjebak utang di atas 100 persen.

Keadaan tersebut diperparah dengan kenaikan suku bunga Amerika Serikat sehingga negara berkembang berpotensi terkendala dalam membayar utang tersebut.

Dia menyebutkan resiko yang akan terjadi dan dihadapi oleh dunia saat ini adalah 5C yaitu Covid-19, Conflict, Climate Change (perubahan iklim), Commodity Price (harga komoditas), dan Cost of Living (biaya hidup/inflasi).

Dari kondisi seperti itu, menurutnya perekonomian domestik diperkirakan masih menguat, sejalan dengan beberapa indikator ekonomi yang masih positif, baik dari sektor keuangan, moneter, pasar tenaga kerja, dan industri.

Selain itu, investasi dan ekspor yang diperkirakan tetap kuat hingga akhir tahun akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di tahun 2022.

Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah pada hari ini akan berfluktuatif dan kembali ditutup melemah di rentang Rp14.900 – Rp14.950 per dolar AS.

Mengutip Antara, Kamis (4/8/2022) indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, mencapai tertinggi satu minggu di hampir 106,7 pada Rabu (3/8/2022) waktu setempat, rebound dari level terendah tiga minggu di 104,9 pada Selasa (2/8/2022).

Dolar mendapatkan kembali kekuatannya setelah pernyataan beberapa kepala regional Federal Reserve seperti James Bullard dari St. Louis, Mary Daly dari San Francisco dan Loretta Mester dari Cleveland dalam beberapa hari terakhir menyatakan bahwa bank sentral belum selesai menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi yang tetap bercokol di tertinggi empat dekade.

(catur/Bisnis)

Baca Juga