KABAREKONOMI.ID, Batam – Sejumlah kawasan Industri khususnya yang ada di Batam Center mengeluhkan kuantitas air yang disalurkan oleh pengelola air bersih di Batam, PT Moya Indonesia. Bahkan, sejumlah pengusaha telah menyampaikan keluhan tersebut ke sejumlah institusi, salah satunya ke Ketua DPRD Kota Batam Nuryanto beberapa waktu lalu.
Tjaw Hioeng, Ketua Bidang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia saat dikonfirmasi pada Kamis(24/11/2022) pagi, membenarkan hal tersebut. Dan saat ini, sejumlah kawasan industri pasokan air bersihnya.
“Memang saat ini beberapa kawasan industri yang menggunakan pasokan air dari SPAM, mengalami permasalahan terkait pasokan air bersihnya. Dan hal ini sudah sangat mengganggu operasioanal bagi para tenant (perusahaan industri di dalam kawasan,rred) yang tidak memiliki fasilitas Water Treatment Plant di Kawasannya,” tegas Tjaw Hioeng.
Pihaknya pun menegaskan, bahwa kebutuhan air merupakan hal yang sangat vital, sama seperti pasokan energi listrik. Sehingga harus benar-benar mendapatkan perhatian.
Terlebih lagi, Batam sudah sangat dikenal sebagai salah satu tujuan investor untuk melakukan beragam aktivitas.
“Kami sudah berkomuniks dengan Pak Purwiyanto, Waka BP Batam terkait bagaimana solusi ke depan. Sehingga kendala-kendala seperti ini tidak terjadi lagi di masa-masa yang akan datang. Dan tentunya kondisi ini dapat menurunkan daya saing KPBPB Batam di mata investor,” terangnya.
Sebelumnya diberitakan kondisi kuantitas air yang disalurkan oleh pengelola air bersih di Batam, PT Moya Indonesia menjadi keluhan yang disampaikan oleh sejumlah pengusaha yang berada di beberapa Kawasan Industri di sekitar Batam Center. Dua kawasan industri di Batam Center antara lain Tunas dan Citra Buana.
“Dua kawasan industri ini, sudah menyatakan keluhannya akan kuantitas air yang tersendat hingga tidak mengalir sama sekali ke kita,” terang Ketua DPRD Batam Nuryanto saat ditemui awak media pada Rabu (23/11/2022) pagi.
Untuk itu, tegas Nuryanto, pihaknya mengingatkan bernada penegasan kepada Badan Pengusahaan (BP) Batam agar bisa memberikan tindakan dan bukti nyata agar PT Moya Indonesia selaku pengeloa air bersih di Batam untuk bisa merespon dan memperbaiki segala kekurangan yang ada.
Mengingat, jika tidak ditindak lanjuti maka akan memberikan dampak buruk dan efek yang sangat besar khususnya dalam sektor investasi.
“Sebagaimana diketahui, air menjadi bagian penting dan mendasar dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga dampaknya akan sangat buruk jika tidak direspon cepat. Terlebih lagi dalam dunia investasi. Keluhan yang disampaikan para pengusaha ini lebih pada buruknya pelayanan air saat ini lebih buruk dari sebelumnya,” tegasnya.
Meski apa yang disampaikan ini dalam bentuk lisan, tegasnya lagi, tentunya menjadi semacam pemikiran yang sangat penting dan mendesak. Karena dampaknya akan berpengaruh pada sistem dan investasi di Batam.
“Kalau urusan kuantitas air bersih saja tidak maksimal, bagaimana dengan urusan lainnya. Dan hal in sangat memperburuk citra Kota Batam yang sudah sangat terkenal di mancanegara sebagai tempat investasi yang sangat bagus, menarik dan bersaing,” tegasnya.
Politisi PDI Perjuangan ini pun ‘menggarisbawahi dengan tinta merah’, bahwa apa yang disampaikannya ini bukan hanya ‘isapan jempol’ belaka. Untuk itu pihaknya akan mengundang pihak BP Batam dan PT Moya Indonesia untuk mengklarifiikkasi tentang hal ini.
“Dan jika apa yang disampaikan ini tidak juga direspon juga, tentunya kekuatan masyarakat memiliki kekuatan yang lebih besar untuk kiranya mejadi perhatian Pemerintah Daerah tentunya,” tegasnya. (ilm)