KABAREKONOMI.ID, Jakarta – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengisyaratkan mulai mengurangi alokasi volume penyediaan dan pendistribusian BBM jenis Pertalite dan Solar subsidi.
Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengaku sedang menghitung berapa potensi penghematan yang bisa dilakukan jika pembatasan Pertalite maupun Solar diberlakukan.
“Saat ini, lagi dihitung berapa penghematannya jika diterapkan 1 Agustus atau 1 September,” ungkap Saleh, dikutip dari CNBCIndonesia.com, Rabu (13/7).
Saleh memprediksi alokasi Pertalite berpotensi tembus 25 juta kiloliter (kl) tahun ini jika konsumsi BBM penugasan itu naik 10 persen.
Sementara, jika konsumsi Pertalite naik 20 persen, maka kebutuhan Pertalite berpotensi tembus 28 juta kl.
“Untuk tidak jebol, pengaturan yang diperketat,” jelas Saleh.
Saat ini, PT Pertamina (Persero) membuka pendaftaran bagi konsumen yang ingin membeli Pertalite dan Solar subsidi. Masyarakat bisa mendaftar di aplikasi dan situs web MyPertamina mulai 1 Juli 2022.
“Kami tunggu aturan resmi atau arahan dari regulator,” kata Irto.
Sementara, ia menyatakan baru 50 ribu kendaraan yang terdaftar di aplikasi atau website MyPertamina untuk membeli BBM jenis Pertalite dan Solr bersubsidi hingga 4 Juli 2022.
Menurut dia, masyarakat yang tidak memiliki handphone dapat datang ke booth pendaftaran yang sudah disediakan di SPBU Pertamina.
“Pendaftaran akan diteruskan sampai seluruh masyarakat Indonesia yang berhak mendapatkan BBM subsidi, mendaftar,” ucapnya.
Untuk tahap awal, pendaftaran akan dibuka di lima provinsi, yakni Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Barat, dan Yogyakarta.
(catur/CNN)