Keberatan yang disampaikannya tersebut didasarkan tidak efisiensinya dalam proses pengurusan. Mengingat, beda bank akan membutuhkan Waktu baginya untuk datang ke Lembaga perbankan dalam pengurusannya.
“Repot sekali, saya diharuskan harus ke Bank Sumut untuk membukan akun. Setelah dari sana saya juga harus ke KB Bukopin. Kan repot, kenapa tidak sekalian saja di satu bank. Zaman sudah digital dan simple kok dibuat repot kesana kemari. Bagaimana nih pak, kami jangan dibuat capai seperti ini dong,” terangnya.
Pihaknya pun meminta agar ada aturan yang jelas,simpel dan efisien dalam pengurusan Batam Fuel Card 5.0 tersebut.
“Bukannya saya tidak mau mengurusnya, tapi repotnya itu harus kesana dan kemarin,” tegas perempuan yang memiliki 3 kendaraan roda empat yang memiliki usaha catering ini.
Hal senada juga diungkapkan seorang pengusaha property di Batam yang mengaku sangat ‘melelahkan’ dan ‘membingungkan’ dalam membuat akun Batam Fuel Card 5.0 di lembaga perbankan.
“Kami memiliki belasan kendaraan operasional dan puluhan kendaraan miliki klien, namun kalua kesana kemari kan membutuhkan Waktu dan tenaga dalam pengurusannya. Kalau bisa, kami dari pengusaha ini dibantulah. Jangan dipersulit, tunjuk saja banknya maka kami akan kolektif untuk mengurusnya. Jika dipecah-pecah akunnya sulit dan habis Waktu,” terangnya. (iman)