KABAREKONOMI.ID, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada penutupan perdagangan sesi I Rabu (22/6/2022). Pelaku pasar masih fokus mencermati arah kebijakan suku bunga acuan oleh bank sentral Tanah Air.
IHSG dibuka menguat 0,1% di posisi 7.051,3 dan berakhir melemah 0,44% atau 31,11 poin ke 7.012,96 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat naik ke Rp 16,94 triliun dengan melibatkan lebih dari 17 miliar saham.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka IHSG sudah berada di zona hijau. Selang 10 menit kemudian, IHSG berbalik arah dengan koreksi 0,03% ke 7.041,37. Pukul 09:20 WIB IHSG kembali terpantau berada di zona hijau.
Alih-alih konsisten di zona hijau, pukul 09:35 WIB IHSG kembali ambles hingga penutupan perdagangan sesi I siang ini. Level terendah berada di posisi 7.007,46 menjelang penutupan perdagangan dan level tertinggi berada di 7.063,25 sekitar pukul 09:10 WIB.
Mayoritas saham melemah yakni sebanyak 264 unit, sedangkan 227 unit lainnya menguat dan 183 sisanya stagnan. Sementara itu, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 129,81 miliar di pasar reguler.
Dua saham yang paling banyak diborong asing yaitu PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 39,1 miliar dan Rp 20,3 miliar. ASII dan KLBF tercatat flat masing-masing di Rp 6.850/unit dan 1.625/unit.
Sementara itu, saham yang paling banyak dilepas adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 52,8 miliar dan 25,2 miliar. ANTM tercatat ambles 4,19% ke 2.060/unit sementara ADRO turun 0,33% ke Rp 3.020/unit.
Inflasi, kenaikan suku bunga acuan The Fed, serta kekhawatiran resesi masih terus menghantui pasar belakangan ini. Lonjakan inflasi turut membuat pasar khawatir The Fed akan mengambil kebijakan yang lebih agresif.
Dari dalam negeri, Pasar saat ini masih fokus mencermati arah kebijakan suku bunga acuan oleh bank sentral Tanah Air. Bank Indonesia (BI) akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 22 Juni-23 Juni 2022.
Mayoritas ekonom masih meyakini bahwa BI 7 Day Reverse Repo Rate akan tetap di tahan di 3,5% pada RDG kali ini.
Hal tersebut juga dikuatkan oleh pernyataan Gubernur BI Perry Warjiyo yang mengatakan bahwa BI tidak perlu terpaksa untuk menaikkan suku bunga acuan.
Indikator BI tidak mau terburu-buru adalah inflasi yang masih terkendali. Kini inflasi berada di level 3,5% dan hingga akhir tahun BI memperkirakan inflasi 4,2%.
Memang The Fed sebagai kiblat bank sentral global sudah menaikkan 3x suku bunga acuannya tahun ini sebesar 150 basis poin (bps).
Namun BI punya independensi dalam pengambilan kebijakan dan juga harus mempertimbangkan kondisi serta fundamental ekonomi domestik. Setidaknya dua hal inilah yang menjadi acuan mayoritas ekonom masih memperkirakan suku bunga di tahan di level terendahnya.
(catur/CNBC)