Home » Sektor Industri Kimia dan Farmasi Picu Peningkatan Investasi PMA di Batam hingga 35,7 Persen

Sektor Industri Kimia dan Farmasi Picu Peningkatan Investasi PMA di Batam hingga 35,7 Persen

by bahar
Kantor BP Batam

KABAREKONOMI.ID, Jakarta – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi penanaman modal asing (PMA) di Batam pada triwulan I tahun 2022, meningkat sebesar 35,7 persen, dibanding periode yang sama tahun 2021.

Realisasi investasi ini, menunjukan hasil menggembirakan terhitung bulan Januari hingga Maret 2022 yang mencapai nilai US$ 232 juta.

Angka ini berhasil melewati realisasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 171 juta.

Sektor industri kimia dan farmasi memberikan kontribusi terbesar pada periode ini, yang mencapai US$ 136,499 ribu atau 63 persen dari total nilai investasi berdasarkan sektor investasi.

Realisasi PMA terbesar disumbang oleh sektor industri kimia dan farmasi.

Kepala BP Batam, Muhammad Rudi menuturkan, sumbangan nilai investasi dari sektor kimia dan farmasi ini, turut didukung dengan upaya BP Batam mempersiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Internasional Sehat (KIS) di wilayah Sekupang.

KEK Kesehatan ini nantinya berpusat di Rumah Sakit BP Batam – Sekupang dan area sekitarnya, yang diharapkan bisa menjadi pilihan bagi masyarakat Indonesia.

Kantor BP Batam
Kantor BP Batam

“Sehingga untuk memenuhi kebutuhan kesehatan tidak perlu berobat ke luar negeri, di Batam sudah ada (Rumah Sakit BP Batam), dan terus kita lakukan improvement, inovasi dan perbaikan-perbaikan mutu SDM maupun peralatan kesehatan yang semakin modern.” ujarnya.

Sementara, disebutkan pertumbuhan investasi PMDN Triwulan I tahun 2022 dikabarkan mengalami penurunan.

“Meskipun untuk PMDN kita turun, tapi kita optimis, PMA kita bergerak naik di angka cukup signifikan. Ini tentu menambah amunisi dan semangat kita, sinyal positif untuk kebangkitan ekonomi Batam.” Imbuhnya.

Lebih rinci Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol, Ariastuty Sirait menjelaskan, PMA pada tahun 2022 didominasi oleh investasi di sektor industri kimia dan farmasi, yakni 12 proyek dengan nilai investasi senilai US$ 136,499 ribu.

Kemudian, di bidang industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik dan jam, sebanyak 62 proyek, dengan nilai investasi US$ 50,302 ribu.

Ada juga investasi di sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya, sebanyak 50 proyek, dengan nilai US$ 10,64 ribu.

Kemudian investasi bidang perdagangan dan reparasi, sebanyak 53 proyek dengan nilai investasi US$ 9,85 ribu, serta perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebanyak 23 proyek dengan nilai investasi, sebesar US$ 9,15 ribu.

Nilai realisasi investasi yang positif ini, simultan didukung dengan geliat pembangunan yang juga masif digeber oleh Kepala BP Batam.

Penataan dan pembangunan infrastruktur yang terus dilakukan pihaknya, turut menambah kenyamanan dan kemudahan bagi investor dan masyarakat Batam.

Muhammad Rudi yang juga merupakan Walikota Batam, turut membuat harmonisasi koordinasi manajerial kedua instansi makin klop, sehingga berjalan dengan padu, pembangunan merata pun mampu dipacu.

Terlebih lagi, saat pandemi Covid-19 melanda, geliat ekonomi di Batam justru bertumbuh. Sepanjang tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Batam bertengger di tempat tertinggi di Provinsi Kepri, mencapai 4,75 persen.

Angka ini malah mengalahkan pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya di angka 3,69 persen, dan Provinsi Kepri sendiri hanya sebesar 3,43 persen.

Nilai ekspor Batam pada April 2022, sudah mencapai USD 1,266 miliar. Angka ini naik 5,86 persen dibanding bulan sebelumnya.

Namun, capaian Batam saat ini tidak lantas membuat Muhammad Rudi puas. Batam sebagai roda perekonomian Kepri, ia targetkan terus berinovasi dan berimprovisasi guna memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi investor dan masyarakat.

“Kita berharap dengan terus dilakukannya peningkatan dan pengembangan infrastruktur di Batam, semakin meredanya pandemi covid-19, serta upaya program percepatan pembangunan ekonomi nasional yang dilakukan Pemerintah, akan semakin mendorong perluasan investasi di Batam. Ujungnya adalah tentu kesejahteraan masyarakat bisa tercapai karena lapangan kerja terbuka.” Pungkas Muhammad Rudi. (ilh)

Baca Juga