Sukses Jalankan Strategi Transformasi Digital, Telkom Bukukan Pendapatan Rp143,2 Triliun di 2021

by Rika Hisba

IndiHome membukukan pendapatan sebesar Rp26,3 triliun atau tumbuh 18,5% YoY. EBITDA margin IndiHome pun kian meningkat menjadi 46,7% pada akhir 2021.

Hal ini didorong penambahan 585 ribu pelanggan baru sehingga total pelanggan IndiHome pada Desember 2021 mencapai 8,6 juta atau tumbuh 7,3% YoY.

Demi meningkatkan kualitas dan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan, IndiHome secara kontinyu melakukan pengayaan konten melalui kerja sama strategis dengan penyedia konten (content provider) global, seperti Disney+ Hotstar dan Lionsgate Play.

Pada segmen Mobile, Telkomsel berhasil membukukan pendapatan tahun buku 2021 sebesar Rp87,5 triliun dengan pertumbuhan laba bersih 4,4% YoY. Pendapatan bisnis digital Telkomsel mencapai Rp68,2 triliun atau tumbuh 9,5% YoY.

Pencapaian ini didukung oleh basis pelanggan yang terus meningkat mencapai 176,0 juta pelanggan atau tumbuh 3,8% YoY, dengan pengguna mobile data sebanyak 120,5 juta pelanggan (tumbuh 3,9% YoY). Lalu lintas data tumbuh 43,3% dari periode yang sama tahun lalu menjadi 13.513 petabyte.

Pembangunan infrastruktur secara agresif terus dilakukan agar layanan digital Telkomsel berjalan optimal. Total BTS yang dimiliki hingga akhir tahun 2021 mencapai 251.116 unit atau tumbuh 8,6% YoY yang 80% di antaranya berbasis 3G/4G/5G, di mana 137.613 BTS berteknologi 4G dan 113 BTS adalah BTS 5G.

Sebagai bentuk kontribusi dalam mengakselerasi ekonomi digital Indonesia, Telkomsel menghadirkan PT Telkomsel Ekosistem Digital (IndiCo) sebagai digital powerhouse yang didedikasikan untuk meningkatkan inovasi digital yang berpusat pada pengguna dengan menawarkan produk dan layanan di luar konektivitas.

IndiCo akan diposisikan sebagai holding company yang membawahi beberapa anak perusahaan dari portofolio bisnis vertikal Telkomsel yang sedang berkembang di sektor digital dengan mengoptimalkan sinergi ekosistem aset unggulan yang dimiliki perusahaan.

Hingga Desember 2021, segmen Enterprise mencatat kinerja yang kian mengesankan dengan pendapatan Rp19,1 triliun atau tumbuh 8,0% YoY, di mana layanan B2B IT Services dan layanan digital untuk korporasi masih menjadi kontributor terbesar.

Sementara itu, segmen Wholesale dan International mencatat pendapatan Rp14,3 triliun atau tumbuh 5,6% YoY yang terutama berasal dari pertumbuhan bisnis menara telekomunikasi, data center, dan A2P services.

Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel membukukan pendapatan Rp6,87 triliun atau tumbuh 11,0% YoY dengan EBITDA dan laba bersih tumbuh 23,9% dan 129,4%. Pertumbuhan kinerja keuangan tersebut didukung jumlah kolokasi dan tenant Mitratel yang juga mengalami kenaikan sebesar 18,9% dan 39,3%.

Saat ini Mitratel mengoperasikan 28.206 menara telekomunikasi dengan tenancy ratio 1,5x. Menara telekomunikasi Mitratel tersebar di seluruh Indonesia di mana 58% di antaranya berlokasi di luar Pulau Jawa, sementara 42% lainnya di Pulau Jawa.

Selanjutnya data center dan cloud masih menjadi fokus bisnis yang dikembangkan Telkom seiring dengan permintaan yang tumbuh signifikan dari aktivitas bisnis perusahaan digital.

Saat ini, Telkom memiliki 27 data center (22 data center domestik dan 5 data center luar negeri, termasuk data center tier 3 dan 4 di Singapura). Sepanjang 2021, pendapatan data center tercatat Rp1,7 triliun atau tumbuh 19,0% YoY.

Perseroan telah menggunakan belanja modal sebesar Rp30,3 triliun hingga akhir 2021 atau 21,2% dari total pendapatan. Belanja modal terutama digunakan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan pendukung untuk meningkatkan kapasitas, baik pada fixed line maupun mobile business demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik.

Tahun ini demi mengakselerasi langkah transformasi perusahaan, Telkom akan mengalokasikan penggunaan laba bersih Perseroan untuk fokus pada pengembangan bisnis digital, yang sejalan dengan strategi Five Bold Moves yang telah dicanangkan.

“Kami akan terus mempercepat langkah transformasi dan mengembangkan potensi bisnis digital TelkomGroup untuk value creation yang optimal tidak hanya bagi perusahaan tapi juga seluruh stakeholders. Kami meyakini hal ini merupakan langkah yang tepat untuk memastikan pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan di masa mendatang dan mendukung percepatan transformasi digital Indonesia,” tutup Ririek. (tkm)

Baca Juga