Home » Suku Bunga Acuan BI Naik Jadi 4,75 Persen, Ini Sederet Langkah yang Akan Diambil 2023

Suku Bunga Acuan BI Naik Jadi 4,75 Persen, Ini Sederet Langkah yang Akan Diambil 2023

by Tia

KABAREKONOMI.ID, Batam – Suku bunga acuan akhirnya dikerek naik sebesar 50 bps menjadi 4,75 persen, menurut hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, pada tanggal 19-20 Oktober 2022.

Hal ini disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam siaran di kanal media sosial Bank Indonesia, Kamis (20/10/2022).

Menurutnya, keputusan menaikkan suku bunga ini menjadi langkah antisipasi menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi.

“Keputusan ini juga untuk memastikan inflasi inti ke depan kembali dalam sasaran 3,0±1 persen lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023,” ujar Perry.

Selain itu, keputusan ini juga bertujuan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat semakin kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.

Bank Indonesia telah memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi, di antaranya, memperkuat operasi moneter melalui kenaikan struktur suku bunga di pasar uang sesuai dengan kenaikan suku bunga BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) tersebut, untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasarannya lebih awal.

Kemudian, memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah dengan tetap berada di pasar sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation, melalui intervensi di pasar valas baik melalui transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Bank Indonesia juga melanjutkan penjualan/pembelian SBN di pasar sekunder untuk memperkuat transmisi kenaikan BI7DRR dalam meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN bagi masuknya investor portofolio asing guna memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah.

“BI juga melanjutkan implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dengan
mempertahankan berbagai aspek,” tambah Perry.

Aspek-aspek tersebut di antaranya adalah, rasio Countercyclical Capital Buffer (CCyB) sebesar 0%; rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84 – 94%; serta rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 6(**)

Baca Juga