Home » Suku Bunga BI Kembali Naik, Warga +62 Harus Investasi Apa?

Suku Bunga BI Kembali Naik, Warga +62 Harus Investasi Apa?

by Tia

KABAREKONOMI.ID, Jakarta – Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps) pada Oktober 2022. Artinya, suku bunga acuan sejak awal tahun sudah menanjak 125 bps menjadi 4,75 persen.
Namun, kenaikan suku bunga tidak hanya dilakukan BI. Sejumlah negara di dunia juga menaikkan suku bunga cukup tinggi karena tekanan inflasi, salah satunya bank sentral AS The Federal Reserves (The Fed).

Keputusan ini tentu akan menambah kekhawatiran masyarakat, termasuk para pejuang Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Sebab, kenaikan suku bunga BI akan ikut mengerek bunga kredit properti.

Perencana keuangan pun memberikan tips instrumen investasi yang bisa diambil di tengah tren kenaikan suku bunga bank sentral.

1.Reksadana
Perencana Keuangan dari OneShildt Agustina Fitria mengatakan instrumen investasi pertama yang bisa dicoba adalah reksadana.
Pasalnya, reksadana memiliki berbagai pilihan yang bisa disesuaikan dengan profil risiko masing-masing. Dalam hal ini ia menyarankan reksadana pasar uang yang risikonya rendah.

“Biasanya kami menyarankan untuk jangka waktu 2 tahun (relatif pendek), untuk ke produk yang risikonya lebih rendah. Misalnya produk pasar uang atau obligasi terbitan pemerintah dengan jangka waktu yang sesuai,” ujarnya kepada Kabarekonomi.id.

Pentingnya Asuransi ‘Penonton Bola’ Belajar dari Tragedi Kanjuruhan
Sedangkan untuk yang berani mengambil risiko tinggi bisa memilih saham. Dengan catatan, investasi harus dengan jangka waktu panjang.

“Saham belum tentu dalam dua tahun sudah memberikan hasil, karena harga saham berfluktuasi,” imbuhnya.

2.Surat Berharga Negara (SBN)
Instrumen lain yang bisa dijadikan pilihan investasi saat kenaikan suku bunga BI adalah obligasi pemerintah atau SBN. Selain aman karena dijamin negara, yield atau imbal hasil SBN biasanya ikut terkerek mengikuti suku bunga BI.

“Dengan naiknya suku bunga juga akan berpengaruh ke suku bunga government bonds yang bisa jadi pilihan berinvestasi. Ditambah dengan suku bunga yang naik jadi bisa dapat untung lebih,” ujar Perencana Keuangan dari Advisor Alliance Group (AAG) Indonesia Dandy.

3.Deposito
Deposito juga menjadi salah satu instrumen investasi yang menarik di tengah tren kenaikan suku bunga. Sebab, kenaikan suku bunga bank sentral tidak hanya mengerek bunga kredit tapi deposito.

“Dengan suku bunga naik, rate bunga deposito juga akan naik. Jadi bisa dijadikan salah satu opsi,” imbuh Dandy.

4.Emas
Dandy juga menyarankan untuk bisa berinvestasi di emas saat terjadi kenaikan suku bunga bank sentral. Sebab, harga emas cenderung turun saat BI rate naik, dan besar kemungkinan banyak yang akan menjual emasnya saat harga masih tinggi saat ini.

“Untuk instrumen emas bisa jadi pilihan jangka panjang, karena banyak yang sudah menjual emas yang menyebabkan harga emas turun. Jadi bisa menjadi kesempatan beli diharga diskon,” jelasnya.

5.Saham
Saham juga bisa menjadi pilihan. Namun, karena kenaikan suku bunga BI cenderung membuat pasar saham tertekan, maka harus memilih yang jangka panjang.

“Saham untuk jangka panjang juga menjadi primadona. Untuk saham bisa diinvestasikan jangka panjang dengan dollar cost averaging, dan diversifikasi,” ungkapnya.

Namun, Dandy menekankan semua instrumen investasi yang dipilih kembali lagi disesuaikan dengan profil risiko masing-masing. Selain itu, harus menentukan berapa lama dana atau investasi tersebut dilakukan.
(**)

Baca Juga