Home » Survei OJK: Kinerja Perbankan Semakin Optimistis

Survei OJK: Kinerja Perbankan Semakin Optimistis

by bahar
Layanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

KABAREKONOMI.ID, JAKARTA – Sejumlah indikator menunjukkan bahwa perbankan semakin optimistis memandang kinerja pada kuartal III-2024. Namun, ada dua ekspektasi perbankan yang bergerak menurun.

Optimisme dari perbankan tersebut terungkap dalam Survei Orientasi Bisnis Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (SBPO) Triwulan III-2024.

Survei ini berupaya memperoleh gambaran dari industri perbankan tentang arah perekonomian, persepsi terhadap risiko perbankan serta arah/tendensi bisnis perbankan.

Hasilnya, OJK mendapati Indeks Orientasi Perbankan (IBP) sebesar pada triwulan III-2024 yang tercatat sebesar 68 (zona optimis). Angka ini lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2024 yang sebesar 58.

Ada sejumlah indeks yang mendorong angka IBP menguat ke arah yang lebih optimis. Pertama, keyakinan membaiknya kondisi makroekonomi domestik menyebabkan Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) pada triwulan III-2024 berada pada level optimis, yaitu sebesar 59 dari sebelumnya 31.

IKM terutama disebabkan oleh perkiraan membaiknya ekonomi domestik, menguatnya nilai tukar dan prediksi BI-Rate yang cenderung stabil.

Seiring dengan perkiraan membaiknya kondisi makroekonomi tersebut, PDB diperkirakan tumbuh didorong oleh konsumsi masyarakat yang diperkirakan meningkat didorong peningkatan konsumsi masyarakat. Selain itu, belanja pemerintah juga diperkirakan meningkat seiring dengan persiapan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah).

Kedua, ekspektasi terhadap kinerja perbankan pada triwulan III-2024 juga pada level optimis dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 86 dari sebelumnya 83.

Optimisme kinerja perbankan didorong oleh ekspektasi bahwa sisi funding (DPK) akan tetap mampu menyokong meningkatnya penyaluran kredit yang berdampak pada peningkatan laba dan modal perbankan.

Optimisme kenaikan pertumbuhan kredit pada triwulan III-2024 didorong ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut pascapemilu 2024 yang dapat mendorong permintaan kredit dan aktivitas usaha masyarakat.

Dari sisi penghimpunan dana, perbankan memperkirakan bahwa pada triwulan III-2024, DPK juga akan tumbuh meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang semakin membaik, usaha bank memperoleh sumber dana untuk mendukung pertumbuhan kredit, dan adanya dana pemerintah yang masuk pada bank daerah.

Pada SBPO, OJK juga menghimpun informasi terkait likuiditas perbankan domestik, di mana alat likuid diproyeksikan meningkat pada akhir 2024. Adapun komponen alat likuid yang diproyeksikan mendorong dan berpengaruh signifikan pada peningkatan tersebut adalah surat berharga yang diterbitkan Bank Indonesia.

Sedangkan untuk komponen alat likuid lainnya berupa GWM dan Surat Berharga yang diterbitkan pemerintah, diproyeksikan pertumbuhannya masih relatif stabil hingga akhir tahun dan tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan jumlah alat likuid.

Dua Indikator Menurun

Selanjutnya, mayoritas responden juga meyakini bahwa risiko perbankan pada triwulan III-2024 masih terjaga dan terkendali. Hal ini terlihat dari Indeks Persepsi Risiko (IPR) sebesar 57. Angka ini menerangkan bahwa zona keyakinan bahwa risiko cukup manageable, seiring dengan keyakinan bahwa risiko kredit dan risiko pasar yang tetap terjaga.

Layanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Layanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Dalam hal ini, perbankan masih meyakini bahwa kualitas kredit tetap baik. Selain itu, PDN pada level rendah dan berada pada posisi long, dan rentabilitas masih akan meningkat seiring dengan kenaikan penyaluran kredit.

Jika ditilik lebih lanjut, IPR tersebut sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 59. Penurunan level optimisme perbankan ini dipengaruhi dua indikator. Pertama, indikator tergerusnya margin bunga bersih (net interest margin/NIM). Ini ditandai persepsi perbankan menyangkut komponen indeks NIM yang turun dari posisi 59 ke posisi 54.

Sebagai gambaran, realisasi NIM perbankan pada Juli 2024 tercatat sebesar 4,59%. Angka ini memang lebih rendah dari posisi Juli 2023 yang berada di posisi 4,84% maupun dibandingkan Desember 2024 sebesar 4,81%.

Selanjutnya, risiko likuiditas juga diperkirakan masih terjaga stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Tetapi, perbankan menurunkan ekspektasi terkait cashflow dalam survei kali ini, tercermin penurunan indeks dari posisi 68 ke 63.

SBPO triwulan III-2024 sendiri melibatkan 93 bank responden yang hasilnya menunjukkan bahwa responden makin optimis bahwa kinerja perbankan akan semakin baik pada triwulan III-2024. Berdasarkan data Juni 2024, porsi aset 93 bank tersebut mencapai sebesar 90,78% dari total aset bank umum.

SBPO menghasilkan suatu Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP), yaitu indeks komposit yang menunjukkan persepsi dengan rentang nilai 1 s.d 100, di mana indeks >50 menunjukkan persepsi optimis, indeks =50 menunjukkan persepsi stabil, dan indeks <50 menunjukkan persepsi pesimis. (***)

Baca Juga