KABAREKONOMI.ID, BATAM – Suplai air bersih di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) kembali terganggu. Bahkan sejumlah daerah di Kota Batam seperti di daerah Tanjung Uncang, Bengkong, Baloi, Jodoh, Nagoya dan Sei Panas, mati total akibat ganguan listrik pada Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Duriangkang pada Kamis (30/5/2024).
Menyoroti hal tersebut, Ketua Komisi III DPRD Batam, Djoko Mulyono, meminta PT Air Batam Hilir (ABH) selaku perusahaan pengelola air bersih di Batam untuk terus berbenah dan meningkatkan pelayanan.
“Permasalahan terkait distribusi air bersih menjadi salah satu permasalahan yang paling sering dikeluhkan warga Batam,” ujarnya, Rabu (5/6/2024).
Djoko menyebutkan, bahwa pihaknya saat ini tidak lagi memiliki kewenangan secara teknis terkait polemik tersebut.
Hal itu dikarenakan Badan Usaha Sistem Pengelolaan Air Minum (BU-SPAM) BP Batam selaku konsorsium PT ABH, berada dibawah kewenangan DPR RI.
“Jadi kami di DPRD hanya bisa menyampaikan aspirasi masyarakat dan memfasilitasi masyarakat untuk bisa duduk bersama di RDP dengan BP Batam dan istansi terkait lainya perihal masalah air ini,” ucapnya.
Djoko menambahkan, setiap kali dilakukan RDP terkait penyelesaian masalah suplai air bersih, PT ABH selalu saja hanya memberikan alasan normatif.
“Solusi yang mereka berikan saat suplai air terganggu ya hanya mobil tangki air bersih yang nantinya akan diturunkan ke daerah-daerah terdampak,” sesalnya.
“Air bersih ini kan kebutuhan utama masyarakat. Kasihan mereka yang tidak bisa mendapatkan air, sehingga aktivitas sehari-hari pun jadi terganggu, padahal mereka rutin bayar air setiap bulannya,” sambung Djoko.
Meski kini suplai air bersih sudah kembali normal, Djoko meminta PT ABH terus berbenah dan mengevaluasi pelayanan yang diberikan.
“Sementara untuk masyarakat, kami mengimbau untuk mengantisipasi kembali terganggunya suplai air bersih dengan menyiapkan cadangan air, baik di drum atau di tandon,” ujarnya. (ulasan)