KABAREKONOMI.ID, Batam – Sebagian masyarakat di Indonesia menjadikannya sebagai satu tradisi spiritual. Tujuan manaqiban selain untuk meneladani kisah hidup seorang ulama, juga sebagai bentuk tabarukan pada tokoh tersebut. Untuk itu, Al Khidmah akan menggelar Manaqib Kubro Kecamatan Sekupang Kota Batam, pada Minggu (19/3/2023) mendatang.
Sekretaris kegiatan Manaqib Kubro Kecamatan Sekupang Kota Batam, Daini Cholis mengatakan manaqib ini rutin dilaksanakan di Kota Batam setiap tahunnya. Akan tetapi, untuk di wilayah Kecamatan Sekupang baru kali ini dilaksanakan di tahun 2023.
“Manaqib Kubro ini sebagai bentuk silahturahmi sekaligus menjalankan salah satu tradisi spiritual guna meneladani kisah hidup seorang ulama, juga sebagai bentuk tabarukan pada tokoh. Dan kegiatan ini merupakan perdana dilaksanakan di Kecamatan Sekupang untuk tahun ini,” tegasnya dalam kunjungan silahturahmi bersama Ketua DPRD Kota Batam Nuryanto SH MH di ruangan Pimpinan DPRD Kota Batam, Senin (13/3/2023) pagi.
Pihaknya juga secara langsung mengundang Ketua DPRD Kota Batam untuk bisa hadir dalam kegiatan yang akan digelar di Masjid Baitul Rahman, Sekupang, Batam.
“Insya allah kami menargetkan 5.000 Jamaah akan hadir dalam Manaqib Kubro ini. Dan saat ini, semua persiapan sudah dilakukan,” terangnya.
Dalam acara tersebut, juga akan dihadiri oleh sejumlah ulama dari Batam hingga Surabaya.
Merespon hal tersebut, Ketua DPRD Kota Batam Nuryanto menyambut baik kegiatan tersebut. Dan berharap masyarakat khususnya di Kota Batam untuk bisa meneladani akhlak para aulia dan ulama yang sangat mulai di sisi Allah SWT serta menjadi panutan sepanjang masa.
“Kita ketahui bersama bahwa keberadaan ulama sangat penting untuk mendukung dalam membangun karakter bangsa. Mengingat, dimana bekal ilmu agama yang tertanam dengan baik pada setiap individu akan menjadi tuntutan untuk senantiasa dalam berbuat kebaikkan,” tegasnya.
Pihaknya juga berpesan dan mengajak masyarakat untuk bisa sama-sama hadir dan meramaikan kegiatan ini sebagai wujud mendapatkan berkah dan ilmu agama yang bermanfaat dalam kegiatan ini.
Sebagaimana diketahui, salah satu acara keagamaan yang menjadi tradisi sebagian masyarakat Islam di Indonesia adalah manaqib. Secara bahasa, manaqib berasal dari kata manaqib yang berarti riwayat hidup orang-orang besar.
Mengutip buku Pendidikan Tasawuf oleh Muhammad Basyrul Muvid, manaqiban adalah sebuah peringatan untuk mengenang wafatnya seorang wali legendaris, yakni Syaikh Abdul Qadir al Jailani. Beliau wafat pada 11 Rabiul Awal, sehingga acara ini biasa diperingati setiap tanggal 11 pada bulan Islam lainnya.
Biasanya, acara ini diisi dengan membacakan manaqib Syaikh Abdul Qadir al Jailani. Tercatat, ada dua manaqib yang umum dibaca masyarakat, pertama adalah manaqib An-Nur Al-Burhani. Kedua adalah kitab manaqib Jawahir Al-Ma‘ani yang ditulis oleh KH Jauhari Umar dari Pasuruan.
Pembaca kitab dalam acara manaqib ini hanya dilakukan oleh seorang kiai. Sementara para jemaah dengan khidmat mendengarkan dan secara aktif memuji Allah dengan kalimat-kalimat yang terdapat dalam Asmaul Husna.
Hal yang dibaca dalam kitab manaqib tersebut meliputi silsilah nasab Syaikh Abdul Qadir al Jailani, sejarah hidupnya, akhlaq dan karomah-karomahnya. Disamping itu, tercantum juga doa bersajak (nadhom) yang bermuatan pujian-pujian dan tawassul kepada Allah SWT melalui perantara Syaikh Abdul Qadir al Jailani. (Omk)