KABAREKONOMI.ID, PALEMBANG – Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Provinsi Sumatra Selatan secara resmi berubah status dari Bandara Internasional menjadi Bandara Domestik.
Hal tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor 31 tahun 2024 tentang penetapan Bandara Internasional yang dikeluarkan pada 2 April 2024 lalu.
Executive General Manager Bandara SMB II Palembang, R Iwan Winaya Mahdar mengatakan pihaknya telah menerima keputusan tersebut dan mendukung apapun yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Kami ini bagian dari government. Pasti kami mendukung keputusan itu,” katanya.
Meski demikian dia menegaskan bahwa penerbangan internasional melalui SMB II Palembang masih tetap akan dibuka khusus untuk embarkasi haji dan umroh. Untuk ke depan, pihaknya akan tetap mengikuti semua keputusan yang telah ditetapkan. Karena dari sisi fasilitas sudah tersedia.
Bandara SSK II Tetap Berstatus Internasional, Lalu Lintas Penerbangan Naik 100% “Intinya kami akan dukung dan implementasikan (keputusan). Dan untuk domestik kemanapun bisa tergantung dari maskapai, karena kami (SMB II) hanya menyediakan fasilitas,” terangnya.
Disamping itu, Pengamat Ekonomi sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, Soekanto Sairuki memandang perubahan status Bandara SMB II ini akan berdampak pada dua hal.
Pertama dari sisi mobilitas barang dan jasa dari dan ke luar negeri yang berimbas pada ekonomi lokal utamanya sektor manufaktur. Misalnya seperti UMKM yang menjual produknya, pada akhirnya hanya bisa mengandalkan sebagian pembeli domestik.
Padahal ketika penerbangan internasional (selain umrah dan haji) dibuka produk UMKM dapat dikenal bahkan beli oleh para wisatawan mancanegara.
“Kita tahu melalui Bandara juga bisa menjadi media promosi produk-produk unggulan daerah,” terangnya.
Selanjutnya, imbuh dia, tidak adanya penerbangan komersial internasional berpengaruh pada aksesibilitas langsung ke Kota Pempek. Hal itu dapat mendorong merosotnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) langsung dari luar negeri. Dan kadang juga diikuti juga oleh menurunnya minat calon investor.
“Padahal peningkatan wisman dan investor ini memberikan multiplier effect yang tinggi bagi pertumbuhan ekonomi regional, khususnya untuk Palembang,” jelasnya. (***)