KABAREKONOMI.ID, Batam – Ledakan yang terjadi di area pertambangan batu bara Turki mengakibatkan setidaknya 28 orang meninggal dunia per Sabtu (15/10). Tim penyelamat mengaku putus asa mencari tanda-tanda kehidupan selama proses evakuasi puluhan orang yang saat ini masih terjebak di ratusan meter bawah tanah.
Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca menambahkan saat ini masih terdapat 11 pasien yang harus menjalani perawatan. Rinciannya enam pasien di Istanbul dan lima pasien lainnya dirawat di Bartin.
“Kami menghadapi situasi yang benar-benar menyedihkan,” kata Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu dilansir dari AFP, Sabtu (15/10).
Soylu sekaligus mengkonfirmasi laporan awal bahwa hampir 50 penambang tetap terperangkap di dua area terpisah antara 300 dan 350 meter di bawah tanah.
“Secara keseluruhan, 110 saudara kita yang bekerja (di bawah tanah). Beberapa dari mereka keluar sendiri, dan beberapa diselamatkan,” imbuhnya.
Cuplikan tayangan di sejumlah stasiun televisi juga menunjukkan kerumunan orang yang cemas, dan beberapa di antaranya mulai berlinang air mata. Mereka berkumpul di sekitar gedung putih yang rusak di dekat pintu masuk lubang pertambangan untuk mencari berita terkait keadaan kerabat mereka masing-masing.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya juga menyatakan pihaknya akan membatalkan seluruh agenda pertemuannya dan memutuskan untuk terbang langsung ke lokasi pada hari ini.
“Harapan kami bahwa korban jiwa tidak akan bertambah lagi, penambang kami akan ditemukan hidup-hidup,” kata Erdogan dalam sebuah tweet.
Adapun sebagian besar informasi awal menyebutkan bahwa mereka yang terperangkap di dalam yang merupakan para pekerja berhasil keluar dengan relatif tidak terluka. Namun demikian, Wali Kota Amasra Recai Cakir mengatakan banyak dari mereka yang selamat namun menderita ‘luka serius’.
Ledakan itu terjadi beberapa saat sebelum matahari terbenam pada Jumat (14/10) sehingga menyebabkan upaya penyelamatan terhambat. Serikat pekerja pertambangan Maden Is di Turki kemudian mengaitkan ledakan itu dengan penumpukan gas metana yang terjadi di area pertambangan.
(**)