KABAREKONOMI.ID, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah investor Pasar Modal terus meningkat. Dari jumlah tersebut, mayoritas investor didominasi oleh kalangan milenal dan gen Z di bawah usia 30 tahun dengan persentase mencapai 55 persen.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi, mengatakan pertumbuhan ini terfasilitasi dengan perkembangan teknologi informasi yang juga berkembang sangat pesat.
“Memanfaatkan teknologi baru yang semakin canggih dan user friendly, generasi muda mulai memanfaatkan media sosial untuk mencari dan menyebarkan informasi, yang menjadi salah satu dasar dalam pengambilan keputusan berinvestasi,” kata Inarno saat menggelar Sosialisasi Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2024 di Makassar beberapa Waktu lalu.
Kondisi yang sama juga terjadi di Provinsi Kepri. Bahkan Indra Novita, Kepala Kantor Perwakilan Kepri Bursa Efek Indonesia mencatat berdasarkan demograsi investornya, diketahui sekitar 32,43 persen ada investor yang berusia 18-25 tahun.
Kemudian sekitar 24,36 persen berusia 31-40 tahun, Usia 26 – 30 tahun sekitar 23,37 persen dan Usia 41 – 100 tahun sekitar 19,84 persen.
Dari jumlah tersebut, didominasi pegawai swasta sekitar 40,29 persen, pelajar 20,18 persen hingga Ibu Rumah Tangga dengan jumlahnya mencapai 5,33 persen.
“Dari jumlah ini,bisa itarik kesimpulan bahwa, generasi muda di Kepri sudah mulai sadar dalam hal investasi dan pasar modal,” terang Indra Novita saat menjadi pemateri Pasar Modal di Media Gathering OJK bersama media di Bintan beberapa Waktu lalu.
Jika dilihat dari wilayahnya di Kepri, tambahnya, jumlah investor yang berasal dari Kota Batam mendominasi dengan Single Investor Identification (SID) saham mencapai 48.720 dan 89.346 pasar modal. Kemudian disusul Kota Tanjung Pinang sebanyak 9.394 SID Saham dan 18.023 pasar modal.
“Jika ditotal untuk seluruh wilayah Kepri yang terdiri dari Batam, Tanjungpinang, Karimun, Bintan, Natuna, Lingga dan Anambas jumlahnya mencapai 68.144 SID Saham dan 131.633 pasar modal,” tegasnya.
Indra Novita juga berharap dengan adanya pemahaman akan literasi keuangan dan investasi akan terus memicu pertambahan dan kesadaran generasi muda dalam hal berinvestasi sejak dini.
“Tentunya investasi ini tidak untuk kesenangan saat ini atau sesaat, tetapi untuk kehidupan dan finansial yang lebih baik di masa mendatang,” tutupnya. (Iman Suryanto)