KABAREKONOMI.ID – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memastikan banyak perusahaan sawit di Indonesia memberi perhatian pada sektor pendidikan. Berbagai bentuk bantuan untuk bidang pendidikan punya tujuan, memajukan sumber daya manusia Indonesia.
“Mendukung pendidikan, sama halnya dengan membangun sumber daya manusia (SDM) unggul guna menggerakkan dan membangun berbagai sektor di Indonesia menjadi lebih baik lagi,” ujar Ketua Bidang Ketenagakerjaan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Sumarjono Saragih, Jumat, (7/10).
Dia menguraikan bantuan dalam bidang pendidikan diberikan mulai dari pembangunan sekolah, pemberian beasiswa langsung dari perusahaan, hingga pemberian bantuan pendidikan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDP).
Dalam bentuk CSR, biasanya perusahaan sawit bekerja sama dengan pemerintah daerah dan dinas pendidikan setempat untuk membantu memperbaiki kualitas sekolah yang ada di sekitar perkebun sawit. Dengan begitu anak para pekerja dan anak dari masyarakat sekitar perkebunan kelapa sawit, bisa mendapatkan pendidikan yang baik. Jika kekurangan tenaga pendidik, maka perusahaan akan membantu merekrut guru baru dan memberikan dukungan untuk pelatihan para guru.
Berdasarkan data BPS, ada sekitar 16 juta pekerja termasuk rantai pasoknya yang menggantungkan hidupnya di usaha sawit. Karena rata-rata jauh dari kota, maka sekolah untuk anak-anak pekerja tentu dibutuhkan.
“Bayangkan kalau tidak ada sekolah di sekitar perkebunan kelapa sawit, orang akan banyak berpikir untuk bekerja di perkebunan sawit,” ucap Sumarjono.
Salah satu perusahaan yang mengelola sekolah di lingkungan perkebunan sawitnya adalah Wilmar. Perusahaan tersebut mengalokasikan Rp60 miliar untuk membangun 15 sekolah di sekitar area perkebunan sawitnya. Dari total 15 sekolah yang dibangun, enam sekolah berada di Sumatra Barat, di antaranya TK Bina Agro Minang, SD Swasta Bina Agro Minang, dan SMP Bina Agro Minang di Kecamatan Pasaman.
Wilmar juga mengelola sembilan sekolah di Kalimantan Tengah yang dikelola oleh Yayasan Bina Bangsa. Rinciannya, TK, SD, SMP, dan SMA BB01 di Kecamatan Mentaya Hulu Utara. Ada juga TK, SD, dan SMP BB02 di Kecamatan Telawang. TK dan SD BB04 di Kecamatan Danau Sembuluh. Selain itu, TK dan SD di Kecamatan Seruyan Hilir. Serta, TK dan SD BB06 Kecamatan Mentaya Hulu.
Selain membangun sarana pendidikan di lokasi perkebunannya, perusahaan juga memberikan bantuan sarana pendidikan kepada sekolah-sekolah di sekitar operasionalnya. Serta, memberikan beasiswa kepada murid yang berprestasi.
Senada, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk juga membangun enam sekolah di wilayah perkebunan Sumatra dan Kalimantan, untuk tingkat PAUD dan TK. Tidak hanya membangun sekolah, perusahaan ini juga membangun fasilitas kesehatan untuk mencegah anak stunting di wilayah perkebunan.
CSR di bidang pendidikan ini juga sudah secara rutin dilakukan oleh sejumlah perusahaan kelapa sawit di Indonesia. Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara (PTPN), misalnya, baru-baru ini membangun sejumlah ruang belajar di Pesantren Hidayatullah, Dumai, Provinsi Riau.
Sebelumnya, BUMN perkebunan itu juga menyerahkan bantuan berupa komputer dan paket internet gratis ke 26 sekolah di Bumi Lancang Kuning. Kemudian, PT Astra Argo Lestari Tbk, memberikan bantuan pendidikan dalam bentuk beasiswa dan insentif bagi guru honorer di sejumlah sekolah. Bantuan ini disalurkan ke sekolah negeri binaannya yang berada di wilayah Kecamatan Sarudu, Dapurang dan Duripoku, Kabupaten Pasangkayu.
Saat pandemi covid-19 tahun 2021 lalu, anak perusahaan Tunas Sawa Erma (TSE) Group, PT Dongin Prabhawa (DP) juga memberikan bantuan perlengkapan sekolah terhadap 380 anak di kawasan Merauke dan Mappi, Papua. Bantuan tersebut disalurkan ke empat sekolah, yakni SD Negeri Inpres Banamepe, SD YPK Salamepe, SD YPK Nakias dan SD YPK Tagaepe.
(**)