KABAREKONOMI.ID, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membukukan penjualan bersih Rp 52,79 triliun sepanjang semester pertama tahun ini. Angka tersebut lompat 12% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Akan tetapi, INDF menjadi korban harga komoditas seperti gandum yang belakangan berfluktuasi cukup hebat. Imbas kenaikan harga komoditas, INDF mencatat penurunan laba bersih 16% secara tahunan menjadi Rp 2,9 triliun dari sebelumnya Rp 3,43 triliun.
INDF juga terpaksa mencatat penurunan margin laba bersih cukup signifikan menjadi 5,5% pada semester pertama tahun ini. Margin laba bersih semester pertama tahun lalu sebesar 7,3%.
“Kami akan terus memantau perkembangan situasi global dan fokus pada daya saing biaya serta menjaga keseimbangan antara pasar dan profitabilitas di pasar dalam maupun luar negeri,” ujar Anthoni Salim, Direktur Utama & CEO INDF Anthoni Salim dalam keterangan resmi, Rabu (31/8/2022).
Meski mengalami penurunan, tapi laba inti INDF sejatinya naik 2% secara tahunan menjadi Rp 4 triliun. Laba inti ini tanpa memperhitungkan non-recurring items dan selisih kurs.